Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Perhelatan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 tuntas dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat (NTB), Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mengumumkan pemenang untuk Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Kontestasi politik tersebut tidak lepas dari banyaknya dinamika yang terjadi khususnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB tahun 2024 ini, mulai dari pecahnya paket Zulkieflimansyah dan Hj Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) sampai menangnya sang mantan Duta Besar Lalu Muhamad Iqbal.
Tidak hanya itu dinamika politik di Bumi Gora juga diwarnai perebutan dukungan partai politik, sebelum keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah hingga kandasnya pasangan Lalu Gita Ariadi dan Sukiman Azmi (Gasman) maju di Pilgub NTB.
1. Pecahnya Paket Zul-Rohmi di Pilgub NTB 2024
Usai pemilihan umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif, masyarakat mulai membicarakan bursa calon kepala daerah (Cakada) baik Gubernur maupun Bupati dan Wali Kota termasuk nama calon wakilnya.
Kabar pisahnya pasangan Zul-Rohmi mulai terdengar meskipun pada Maret 2024 lalu, Zul masih percaya diri bakal melanjutkan Zul-Rohmi jilid 2 pada Pilgub NTB kemarin.
"Tapi sejauh ini komunikasi dengan Buk Rohmi cukup baik, dan kami sepakat untuk melanjutkan Zul Rohmi Jilid 2 kalau ada gimik namanya orang kepingin," kata Zul, Rabu (20/3/2024).
Saat itu Zul sangat percaya diri untuk maju bersama Rohmi, berbekal delapan kursi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPRD Provinsi NTB ditambah tiga kursi dari Partai Perindo, pasangan ini hanya membutuhkan satu kursi untuk melengkapi persyaratan 13 kursi sebelum adanya putusan MK.
Namun pada akhir Mei 2024 Rohmi secara terbuka menyatakan maju sebagai calon Gubernur NTB, berpasangan dengan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat dua periode HW Musyafirin.
"Saya memantapkan diri untuk berikhtiar untuk menjadi Calon Gubernur Nusa Tenggara Barat 2024-2029 berpasangan dengan bapak Dr H Musyafirin," kata Rohmi, Senin (27/5/2024) malam.
Baca juga: Momen Hangat Rohmi-Firin dan Cucu Usai Proses Pemungutan Suara Pilkada NTB 2024
Pada saat itu pasangan Rohmi-Firin ini baru didukung oleh Partai Perindo dan PDI-Perjuangan, dimana PDI-Perjuangan hanya memiliki empat kursi di DPRD Provinsi NTB. Artinya pasangan ini harus mencari tambahan kursi lagi untuk melengkapi persyaratan maju di Pilkada 2024.
Pecahnya pasangan ini membuat peta politik NTB berubah, semula H Suhaili Fadhil Tohir (Abah Uhel) memantapkan diri maju sebagai calon Gubernur NTB. Namun rupanya dia memilih maju sebagai calon Wakil Gubernur NTB berpasangan dengan Zul.
Bahkan pasangan ini menjadi yang pertama menggelar deklarasi sebagai pasangan yang akan maju di Pilgub NTB. Sementara pentang lainnya mantan Dubes Indonesia untuk Turki masih melakukan penjajakan nama calon Wakil Gubernur pada saat itu.
2. Berebut Partai Politik untuk Tiket Maju Pilkada
Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur ramai-ramai mendaftar ke partai politik, untuk mendapatkan surat B1KWK sebagai persyaratan mendaftar di KPU NTB.
Tim pemenangan bergerilya mulai daftar di tingkat daerah hingga loby ditingkat pusat, pada saat itu nama calon kepala daerah mulai mengerucut ke empat pasangan calon.