Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Banyak aset bangunan tidak dihuni di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain mubazir, kondisi itu juga membuat kawasan terkesan kumuh.
Seperti ruko-ruko di kawasan niaga hingga aset pemerintah daerah, baik milik Pemprov NTB maupun pemda kabupaten/kota di NTB.
Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 menawarkan solusi untuk masalah ini.
Baca juga: Ketika Pekerja Migran NTB Pulang Kampung, Bangun Usaha dan Suplai Kopi ke KEK Mandalika
Baca juga: Validasi Data Kemiskinan NTB Tak Kunjung Tuntas, Wagub Rohmi Minta OPD dan Pemkab Serius
Mi6 menilai, di tengah pandemi perlu upaya inovatif memanfaatkan bangunan tidak berfungsi untuk mengembangkan ekonomi kreatif.
Satu di antaranya untuk pengembangan budi daya burung walet.
Pengembangan budi daya burung walet yang melibatkan kelompok masyarakat diyakini akan memberi nilai tambah ekonomi.
Tonton juga:
Selain itu, bangunan rumah atau perkantoran yang tadinya menganggur dan kumuh, bisa disulap lebih indah dan produktif.
"Ini bagian dari strategis tata kota, yang bermuara ke ekonomi masyarakat. Sarang walet kan nilai ekonomisnya cukup tinggi," kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto, Jumat ( 27/8/2021), didampingi Kepala Divisi Litbang Mi6 Zainul Pahmi.
Sejauh ini aset pemda hanya disewakan agar berfungsi.
Selebihnya, bangunan mangkrak dan dibiarkan kosong, terkesan tidak terurus.
”Hal ini membuat wajah kota dan kabupaten kumuh meski pun di jalur utama,” katanya.
Meski disewakan harganya tidak seberapa dan tak mampu menutup biaya pemeliharaannya.