Keranda Mayat Diarak Keliling Kampung di Desa Baka Jaya Dompu, Ingatkan Warga Bahaya Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ARAK KERANDA MAYAT: Petugas Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Baka Jaya mengarak keranda mayat saat sosialisasi bahaya Covid-19, Jumat (12/2/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, DOMPU - Berbagai upaya dilakukan untuk menekan penularan Covid-19 di tengah masyarakat.

Termasuk sosialisasi dengan cara unik untuk menarik perhatian warga. 

Di Dusun Mpuri, Desa Baka Jaya, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, petugas gabungan dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, bidan desa, dan staf pemerintah Desa Baka Jaya mengarak keranda mayat keliling kampung, Jumat (12/2/2021), pukul 11.00 Wita.

Aksi itu dilakukan untuk mensosialisasikan bahaya Covid-19 kepada warga. 

Kapolres Lombok Barat Ingatkan Anggotanya Selalu Sigap Bantu Proses Vaksinasi Covid-19

Supaya masyarakat selalu waspada bahaya penularan virus Covid-19 yang belum hilang.

"Bukan untuk menakut-nakuti, melainkan lebih pada bentuk kewaspadaan kita, bahwa Covid-19 ini memang berdampak pada kematian," kata Bhabinkamtibmas Desa Baka Jaya Brigadir Agus Salim, Jumat (12/2/2021). 

Tonton Juga :

Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat mulai banyak yang mengabaikan protokol kesehatan.

"Padahal ini bagian dari langkah penting memutus mata rantai penularan Covid-19," jelasnya.

178 Orang Buruh Migran Tiba di Lombok, 1 Orang Dalam Kondisi Sakit

Sejak diumumkan peningkatan pasien positif Covid-19 bulan lalu, Kabupaten Dompu secara langsung ditetapkan sebagai zona merah bersama Kabupaten Bima dan Sumbawa.

"Ini menimbulkan kekhawatiran banyak pihak, terutama Satgas sebagai barisan terdepan guna mengatasi pandemi mematikan ini," ujar Agus Salim.

Kegiatan tersebut berlangsung aman, lancar dan situasi terpantau kondusif. 

Sementara masyarakat yang menyaksikan demo keranda jenazah memberikan respons positif. 

"Kita senang dan berterima kasih yang tidak bosan-bosannya mengingatkan warga akan bahaya virus mematikan ini," ucap Ahmad, salah seorang warga.

NTB Tertinggi di Indonesia

Pekan ini, kenaikan kasus kematian karena Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) tertinggi di Indonesia.

Satgas Penanganan Covid-19 awal pekan ini merilis, lima provinsi dengan kenaikan kasus kematian tertinggi per 9 Februari 2021, yakni Provinsi NTB, disusul Provinsi Maluku Utara, Jambi, Maluku, dan Aceh.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri tidak membantah.

Berdasarkan perhitungan jumlah kematian per pekan, sejak 6 Desember 2020 sampai 9 Februari 2021, didapatkan rata-rata angka kematian 9 orang.

Perang Lawan Covid-19, Polda NTB Kerahkan 350 Vaksinator dan 1.130 Babinkamtibmas 

”Jadi ada 9 orang meninggal setiap minggu karena Covid-19,” kata yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (11/2/2021).

Tonton Juga :

Sedangkan terkait tren kasus kematian NTB tertinggi di Indonesia, Fikri menjelaskan, kasusnya memang naik secara akumulatif dalam empat minggu terakhir, dari 17 Januari sampai 9 Februari 2021.

BPKP Nilai Pengelolaan Keuangan Pemprov NTB Cukup Bagus di Masa Pandemi Covid-19

”Terjadi peningkatan secara kumulatif sampai 32 orang meninggal,” kata Fikri.

Dia merincikan, pada minggu ketiga Januari, tanggal 17-23 pasien meninggal 8 orang.

Tren peningkatan dihitung pada minggu keempat 24-30 Januari 2021, pada minggu ini meninggal 8 orang.

Selanjutnya, dari tanggal 31 Januari-6 Februari meninggal sebanyak 14 orang.

Terakhir, tanggal 7-9 Februari 2021 jumlah pasien Covid-19 meninggal 10 orang.

Sehingga ada penambahan 32 orang meninggal sejak 23 Januari-9 Februari 2021.

Peningkatan inilah yang membuat NTB dicatat sebagai provinsi dengan peningkatan kasus kematian tertinggi.

Persebaran Covid-19 NTB

Abaikan Prokes Covid-19, Tujuh Kafe dan Tempat Hiburan Malam di Mataram Kena Sanksi 

Lebih lanjut Fikri menjelaskan, bila dilihat dari daerah kematiannya, kasus tertinggi terjadi di Kota Mataram 14 orang atau 44 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri bicara tren kematian akibat Covid-19 di NTB tertinggi se-Indonesia (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

”Kemudian Kabupaten Sumbawa 11 orang atau 36,7 persen,” katanya.

Selanjutnya, Kabupaten Lombok Barat, Bima dan Kota Bima masing-masing 4 orang atau 13 persen.

Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Lombok Utara masing-masing 2 orang meninggal.

Serta di Kabupaten Lombok Timur 1 orang.

”Sementara di Lombok Tengah dan Dompu tidak ditemukan kematian,” kata Fikri.

Dari 10 kabupaten/kota di NTB, tren peningkatan kasus kematian paling tinggi ada di Kabupaten Sumbawa dan Kota Mataram.

Saat ini total kasus kematian karena Covid-19 di NTB mencapai 361 orang.

Usia Lanjut Paling Rentan

Baru 36 Persen Nakes NTB Divaksin Covid-19, Wagub Targetkan Vaksinasi Setahun Jadi 6 Bulan

Fikri menambahkan, dari kelompok umur, pasien berusia di atas 55 tahun paling banyak meninggal dunia.

Dari 23 Januari sampai 9 Februari 2021, pasien kelompok usia di atas 55 tahun yang meninggal meningkat, dari 195 orang menjadi 218 orang.

”Kemudian 64 persen pasien meninggal karena ada komorbid atau penyakit penyerta,” katanya.

Penyakit penyerta pada pasien Covid-19 meninggal paling banyak adalah penyakit diabetes atau kencing manis, hipertensi, jantung, dan gangguan ginjal.

Dengan kondisi ini, Dinas Kesehatan NTB mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga diri dan keluarga dari penularan Covid-19.

”Jaga orang tua kita jangan sampai terjangkit Covid-19,” imbuhnya.

(*)

Berita Terkini