Hutan di NTB Semakin Gundul, Banyak Daerah Kehilangan Mata Air

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Babinsa Desa Mpuri Koramil 1608-02/Bolo bersama Babinkamtibmas, dan anggota RPH Bolo Madapangga patroli di kawasan hutan So Tunda Laju, Desa Mpuri, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Rabu (21/10/2020).

Laporan wartawan Tribunlombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM-Kerusakan hutan di Provinsi NTB tidak hanya berpotensi menyebabkan banjir di musim hujan.

Perusakan hutan juga membuat ratusan mata air hilang di sejumlah wilayah.  

”Banyak daerah yang sudah kehilangan mata air karena hutan habis dibabat,” ungkap Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, Sabtu (31/10/2020).

Persoalan tersebut akan menjadi perhatian serius pemerintahnya.

Penebangan pohon yang terjadi saat ini, baik untuk pembukaan lahan jagung maupun illegal logging harus ditekan.    

Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB dan tim yang dibentuk bekerja lebih keras menangani persoalan tersebut.

Data Dinas LHK NTB menunjukkan, kerusakan hutan membuat sekitar 300 mata air hilang di wilayah NTB.

Dari 700-an mata air yang terdata, sekarang hanya tersisa sekitar 400 titik mata air.

”Mata air yang hilang ini dalam arti debit airnya jauh berkurang, hanya sedikit yang keluar. Tapi sebagian lagi airnya sudah tidak ada,” kata Kepala Dinas LHK Provinsi NTB H Madani Mukarom.

Mata air yang hilang sama sekali ini banyak ditemukan di luar kawasan hutan.

Kondisi itu terjadi salah satunya akibat pembalakan liar dan pembukaan hutan untuk tanaman semusim.

Baca juga: VIRAL Pengantin Mirip Jokowi di Lombok, Warga Heboh

Baca juga: Hutan Semakin Gundul, Gubernur NTB Larang Pengiriman Kayu Keluar Daerah

Lambat laun sumber-sumber air pun berkurang. ”Kalau tutupan lahan bagus, mata air akan banyak,” jelasnya.

Untuk menyelamatkan hutan dan mata air itu, Dinas LHK melakukan beberapa upaya, salah satunya reboisasi.

Namun upaya itu tidak akan cepat menyelamatkan lahan kritis, butuh waktu bertahun-tahun.

Halaman
12

Berita Terkini