Pertamina Patra Niaga
Sekolah Alam Anak Pesisir, Wujud Komitmen Pertamina Patra Niaga Membangun Pendidikan Berkelanjutan
Sekolah Alam Anak Pesisir di Desa Cendi Manik menjadi ruang belajar bagi 48 anak dengan konsep pendidikan berbasis alam.
Ringkasan Berita:
- Sekolah Alam Anak Pesisir di Desa Cendi Manik menjadi ruang belajar bagi 48 anak dengan konsep pendidikan berbasis alam.
- Program ini tidak hanya fokus pada baca-tulis-hitung, tetapi juga konservasi mangrove, pemberdayaan masyarakat pesisir.
TRIBULOMBOK.COM, MATARAM - Di bawah rindangnya pohon kelapa dan diiringi suara ombak yang memecah garis pantai Desa Cendi Manik, tawa anak-anak kembali menggema.
Di atas tikar sederhana, mereka belajar membaca sambil mendengarkan debur ombak. Inilah Sekolah Alam Anak Pesisir, ruang belajar yang tumbuh dari gotong royong dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Program pendidikan alternatif ini hadir melalui kolaborasi Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal (IT) Ampenan dan komunitas Sanggar Jalan Pulang dalam program CSR berkelanjutan berkonsep 3E (Education, Environment, Empowerment). Program ini tidak hanya fokus pada pendidikan dasar, tetapi juga pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Sekolah Alam Anak Pesisir kini menjadi tempat belajar bagi 48 anak usia TK hingga SMP. Setiap Sabtu dan Minggu sore, mereka mempelajari baca-tulis-hitung, mengenal lingkungan, hingga praktik menjaga kebersihan pantai. Kegiatan belajar dibimbing oleh 11 pemuda Sanggar Jalan Pulang yang aktif mendorong perubahan sosial di wilayah tersebut.
“Gedung belajar ini adalah mimpi anak-anak yang kini terwujud. Sebelumnya, mereka hanya belajar di musholla pada akhir pekan. Kini mereka datang setiap sore untuk membaca dan belajar,” ujar Zahit Idris, Ketua Sanggar Jalan Pulang, Rabu (19/11/2025).
Aktivitas belajar di sekolah alam ini menerapkan pendekatan experiential learning. Anak-anak diajak mengenal ekosistem mangrove dan memahami lingkungan yang sehari-hari menjadi bagian dari kehidupan mereka. Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas), tujuan 13 (Aksi Iklim), dan tujuan 14 (Ekosistem Laut).
Program ini juga menjadi ruang edukasi bagi masyarakat. Warga mengikuti kelas lapangan mengenai ekosistem mangrove dan laut, kegiatan penanaman serta adopsi mangrove oleh mahasiswa maupun orang tua, serta berbagai workshop daur ulang sampah menjadi kerajinan ramah lingkungan.
Masyarakat turut diberdayakan melalui program ekonomi mikro keluarga seperti budidaya mangrove, ecoprint, hingga pengembangan produk olahan lokal.
"Kami tidak hanya membangun kesadaran, tetapi juga ruang belajar yang hidup, yang menghubungkan anak-anak dengan alamnya terutama ekosistem mangrove yang penting di kawasan pesisir Sekotong,” ujar Vrisco Harjanto, Spv. I HSSE & Fleet Safety Pertamina Patra Niaga IT Ampenan.
Terpisah Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan dan penguatan masyarakat pesisir.
“Sekolah Alam Anak Pesisir adalah wujud nyata komitmen kami dalam menghadirkan akses pendidikan yang inklusif sekaligus memperkuat ketahanan lingkungan di wilayah pesisir. Kami percaya bahwa pendidikan yang terhubung dengan alam dapat membentuk generasi muda yang lebih peduli dan siap berkontribusi bagi masa depan daerahnya,” ujar Ahad.
Ditambahkan bahwa Pertamina berupaya memastikan program CSR tidak berhenti pada bantuan fasilitas, tetapi menciptakan dampak jangka panjang. "Kami terus mendorong kolaborasi dengan komunitas, akademisi, dan relawan agar Sekolah Alam Anak Pesisir menjadi ruang belajar yang berkelanjutan dan terus berkembang,” tegasnya.
Dampak Program dan Kolaborasi Relawan
Sejak diresmikan pada 2024, sekolah ini telah mengembangkan kurikulum pembelajaran, membangun jejaring dengan komunitas, akademisi, dan pemerintah, serta menjadi rujukan aktivitas relawan nasional dan internasional.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Pastikan Distribusi BBM di Lombok Timur Kembali Normal
Para relawan terlibat dalam pendampingan belajar, konservasi mangrove, pelatihan kreativitas, hingga penguatan karakter anak.
Interaksi dengan relawan membuka wawasan baru bagi anak-anak, memperkenalkan berbagai profesi dan budaya, sekaligus memperkaya proses belajar.
