FORNAS VIII NTB 2025

Cerita Didi Sulaiman, Penjual Jamu yang Raih Medali Emas Lomba Tahan Napas Fornas

Berkat kebiasaan menahan napas, Didi merasa semakin bugar dan tidak gampang capek.

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
TAHAN NAPAS - Peraih medali emas lomba tahan napas Didi Sulaiman saat ditemui Tribunnews Lombok di Praya, Rabu (30/7/2025). Berkat kebiasaan menahan napas, Didi merasa semakin bugar dan tidak gampang capek. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Pegiat lomba tahan napas dalam air Didi Sulaiman tampil perkasa di ajang FORNAS VIII NTB 2025 di GOR Poltekpar Lombok Tengah, Senin (28/7/2025). 

Pemegang rekor nasional lomba tahan napas asal Lombok Tengah ini memenangkan pertandingan karena lawannya sudah terlebih dahulu menyerah. 

Pria berusia 47 tahun ini merupakan warga Lingkungan Praya, Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Lombok Tengah yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong. 

Didi menyudahi lomba tahan napas karena lawan-lawannya yang lain sudah tak mampu menahan napas. 

"Saya final melawan Jambi dan Jawa Timur. Beda dengan saat Fornas di Bandung, kok kemarin saat di 2 menit 45 detik mereka sudah naik. Jadi ya saya sudah (mengakhiri pertandingan) daripada buang-buang energi," jelas Didi kepada TribunLombok.com.

Didi menyampaikan, medali emas tahan napas dalam air merupakan hasil latihan di Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara (LSPSN). 

Baca juga: Apa Itu Lomba Tahan Napas di Fornas? Rekor Pria asal Lombok Tengah Belum Terpecahkan

"Karena latihan kita pakai jurus dan tahan napas. Memang pernapasan. Latihan tahan napas dalam air ndak ada di Satria Nusantara tapi memang kita terbiasa latihan tahan napas. Kami latihan seminggu dua kali," jelas Didi. 

Hal yang Didi rasakan selama menahan napas adalah semakin lama semakin berat perutnya. 

Namun karena sudah terbiasa maka Didi mendapatkan ketenangan selama lomba.

Berkat kebiasaan menahan napas, Didi merasa semakin bugar dan tidak gampang capek. 

Didi menceritakan kenapa dirinya begitu perkasa di lomba tahan napas. 

"Saya sudah latihan tahan napas di Satria Nusantara sejak tahun 2003. Di Satria Nusantara kan cara latihannya memang menahan napas. Sampai jurus dasar 1 sebanyak 20 langkah tahan napas sampai jurus dasar 10 juga tahan napas. Latihannya itu sebenarnya," beber Didi. 

TAHAN NAPAS - Suasana kompetisi tahan napas Induk Organisasi Olahraga (INORGA) Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara (LSPSN) pada Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII 2025 di GOR Poltekpar Lombok, Lombok Tengah, NTB, Senin (29/7/2025).
TAHAN NAPAS - Suasana kompetisi tahan napas Induk Organisasi Olahraga (INORGA) Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara (LSPSN) pada Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII 2025 di GOR Poltekpar Lombok, Lombok Tengah, NTB, Senin (29/7/2025). (TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO)

Didi menyampaikan, dirinya ikut latihan tahan napas karena mempunyai penyakit kencing batu bahkan sampai mau dioperasi karena ukurannya 7 milimeter. 

Teman Didi kemudian menyarankan masuk Satria Nusantara. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved