Penutupan Pendakian Rinjani
Guide Sembalun Keluhkan Penutupan Rinjani, Akui Sulit Cari Kerjaan Lain
Para guide menilai, penutupan Rinjani menyebabkan sumber penghasilan masyarakat setempat terputus.
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Sejumlah guide atau pemandu wisata di Sembalun, Lombok Timur mengeluhkan penutupan pendakian Gunung Rinjani 1-10 Agustus 2025.
Para guide menilai, penutupan Rinjani menyebabkan sumber penghasilan masyarakat setempat terputus.
Salah satu guide di Sembalun Luqmanul Haqim menceritakan, dirinya harus memutar otak imbas penutupan pendakian Gunung Rinjani, terlebih memiliki tiga orang anak dan yang paling besar sudah masuk pondok pesantren membutuhkan biaya pembelian perlengkapan sekolah dan bekal harian.
“Yang paling besar masuk pondok, uang per bulan itu Rp2 juta untuk bekal sama biaya beli kitabnya,” kata Luqman saat ditemui, Jumat (25/7/2025) sore.
Dia mengeluhkan pendakian Gunung Rinjani ditutup secara tiba-tiba dan dirinya belum memiliki simpanan untuk bekal selama penutupan.
“Kita hanya bisa melongo,” keluhnya.
Luqmanul hanya menggantung hidupnya pada Gunung Rinjani, jika memilih banting setir untuk tukang panggul sayur pun dinilai tidak menjanjikan, lantaran pekerjaan itu didapatkan pada musim hujan dan panen sayur mayur.
Sebelumnya, TNGR secara resmi menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani mulai tanggal 1 hingga 10 Agustus 2025.
Penutupan ini dilakukan sebagai bentuk komitmen BTNGR dalam meningkatkan kenyamanan dan keamanan para pendaki.
Baca juga: Pelaku Wisata Lingkar Rinjani Urunan Biaya Perbaikan Jalur Pendakian
Selama masa penutupan, pihak BTNGR akan melakukan perbaikan layanan dan penambahan infrastruktur, seperti pembangunan shelter dan pengadaan peralatan evakuasi (rescue) yang akan disediakan di setiap titik shelter.
“Penutupan di semua jalur pendakian ini bagian dari respon cepat kita atas banyaknya kejadian, baik yang meninggal dunia juga luka-luka yang dialami pendaki di gunung Rinjani, kami sudah adakan rakor dengan Kemenpolhukam guna memperbaiki layanan dan menambah fasilitas di Gunung Rinjani,” ucap Kepala BTNGR Yarman kepada TribunLombok.com, Kamis (24/7/2025).
Dikatakan Yarman, ke depan akan ada beberapa perbaikan dan penguatan sistem di internal BTNGR
Dalam waktu dekat BTNGR juga akan melakukan Forum Group Discussion (FGD) bersama berbagai pihak, termasuk masyarakat, stakeholder, dan mitra BTNGR untuk membahas strategi peningkatan mutu pelayanan dan menjadikan Gunung Rinjani sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Selain itu, BTNGR juga tengah melakukan kajian terhadap standar operasional prosedur (SOP) pendakian, khususnya dalam aspek evakuasi dan penanganan darurat.
“Terkait sarana dan prasarana, kami dengan arahan langsung Kementrian fokus pertama mengenai rescue yng coba akan diterapkannya. Sehingga pada saat kejadian (kecelakaan pendakian) ini bisa kita manfaatkan secara maksimal peralatan yang nantinya akan ditampung di shelter yang akan dibuat,” ungkapnya.
“Mau kerja sayur pun sudah habis musimnya, tampak juga untuk semua bukan kami yang jadi guide aja,” tambahnya.
Dia menilai pemerintah salah menempatkan kebijakan penutupan Rinjani, sebab pada bulan Agustus hari kemerdekaan angka kunjungan cukup tinggi.
“Saya tanya sama pemerintah apakah ini namanya merdeka, beban saya sekarang mau menjelang 17 Agustus banyak pengeluaran tapi pendapatan darimana,” ujarnya.
Penghasilan yang didapatkan dari guide per hari Rp 300 ribu, dan jika menambahkan ke puncak Rinjani ada biaya tambahan, namun saat pendakian, biasa lebih dari sehari.
“Belum untuk tip kalau lagi banyak dapat Rp 1 juta, kita gak berharap tip tapi itu sudah jadi tradisi, uang tip ini tergantung servis kita kepada tamu, kalau merasa servis OK dikasih kita ekstra lebih,” akunya.
Luqman hingga saat ini belum terpikirkan untuk nyambi pekerjaan sembari menunggu pembukaan Gunung Rinjani.
“Kita saat ini nunggu beburuh atau nyangkul di sawah sementara 10 hari,” katanya.
Untuk mengakali pengeluaran supaya tidak membengkak, keluarga harus berhemat ekstra dan pembelian rokok dikurangi dan menggantinya dengan tembakau linting.
“Sudah berapa hari ini tidak ada job ke Rinjani,” pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.