Penutupan Pendakian Rinjani

BTNGR Tutup Sementara Pendakian Gunung Rinjani untuk Perbaikan Layanan dan Infrastruktur

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) secara resmi menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani mulai tanggal 1 hingga 10 Agustus 2025.

|
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/WAWA SUGANDIKA
PENUTUPAN GUNUNG RINJANI - Kepala BTNGR, Yarman saat ditemui di ruangannya, Kamis (24/7/2025). Ia menyampaikan, ke depan akan ada beberapa perbaikan dan penguatan sistem di internal BTNGR 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) secara resmi menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani mulai tanggal 1 hingga 10 Agustus 2025.

Penutupan ini dilakukan sebagai bentuk komitmen BTNGR dalam meningkatkan kenyamanan dan keamanan para pendaki.

Selama masa penutupan, pihak BTNGR akan melakukan perbaikan layanan dan penambahan infrastruktur, seperti pembangunan shelter dan pengadaan peralatan evakuasi (rescue) yang akan disediakan di setiap titik shelter.

“Penutupan di semua jalur pendakian ini bagian dari respon cepat kita atas banyaknya kejadian, baik yang meninggal dunia juga luka-luka yang dialami pendaki di gunung Rinjani, kami sudah adakan rakor dengan Kemenpolhukam guna memperbaiki layanan dan menambah fasilitas di Gunung Rinjani,” ucap Kepala BTNGR Yarman kepada TribunLombok.com, Kamis (24/7/2025).

Dikatakan Yarman, ke depan akan ada beberapa perbaikan dan penguatan sistem di internal BTNGR

Dalam waktu dekat BTNGR juga akan melakukan Forum Group Discussion (FGD) bersama berbagai pihak, termasuk masyarakat, stakeholder, dan mitra BTNGR untuk membahas strategi peningkatan mutu pelayanan dan menjadikan Gunung Rinjani sebagai destinasi wisata kelas dunia.

Selain itu, BTNGR juga tengah melakukan kajian terhadap standar operasional prosedur (SOP) pendakian, khususnya dalam aspek evakuasi dan penanganan darurat.

“Terkait sarana dan prasarana, kami dengan arahan langsung Kementrian fokus pertama mengenai rescue yng coba akan diterapkannya. Sehingga pada saat kejadian (kecelakaan pendakian) ini bisa kita manfaatkan secara maksimal peralatan yang nantinya akan ditampung di shelter yang akan dibuat,” ungkapnya.

Pihak BTNGR akan membangun shelter di tiga titik, yang pertama di pelawangan, titik rawan kecelakaan dekat leter E Rinjani, dan juga di segara anak, yang juga akan berguna sebagai titik emergency ke depan.

Selain itu, dalam rangka memberikan kenyamanan, penutupan dilakukan juga berkaitan dengan pemeliharaan dan perbaikan jalur pendakian, titik ekstrem dan rawan kecelakaan menjadi perhatian utama.

Pihaknya juga saat ini sedang merekrut anggota yang nantinya akan ditempatkan di setip shelter.

Setiap nantinya akan diisi oleh 10 orang atau lebih yang berasal dari Polhut yang dimiliki BTNGR saat ini.

“Peningkatan SDM ini penting dilakukan, bukan hanya saja dari SDM kita, namun juga porter, hingga TO juga perlu dibekali pengetahuan mendasar tentang naik gunung, pun juga dengan upaya penyelamatan pertama yang harus mereka pahami dan bisa untuk dilakukan ketika dibutuhkan nanti,” demikian Yarman.

Diketahui Seluruh pintu pendakian Gunung Rinjani ditutup sementara. Penutupan berlaku mulai tanggal 1-10 Agustus 2025. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved