WN Brasil Jatuh di Rinjani

Evakuasi Dramatis Pendaki Brasil di Rinjani, Tim SAR Berjuang 5 Hari 4 Malam

Proses evakuasi terhadap pendaki asal Brasil yang jatuh di kawasan Gunung Rinjani berlangsung dramatis dan penuh tantangan.

Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/FIKRI
EVAKUASI PENDAKI - Samsul Padli, relawan SAR Lombok Timur yang terlibat dalam evakuasi pendaki asal Brasi Juliana Marins yang terjatuh di Gunung Rinjani. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Proses evakuasi terhadap pendaki asal Brasil yang jatuh di kawasan Gunung Rinjani berlangsung dramatis dan penuh tantangan.

Pendaki yang sempat dilaporkan hilang itu akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia setelah lima hari proses pencarian oleh tim gabungan.

Informasi ini disampaikan langsung oleh relawan SAR Lombok Timur, Samsul Padli yang terlibat dalam pencarian.

Menurut Samsul atau yang akrab disapa Bang Otol, kejadian nahas itu terjadi di antara pukul 04.00 hingga 05.00 WITA pada pagi hari.

Pihak Basarnas mendapatkan informasi resmi dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) pada pukul 09.00 WITA, setelah menerima laporan dari pihak pengelola jalur pendakian.

"Kami dihubungi sekitar jam 09.00 WITA pagi oleh Taman Nasional. Setelah itu, kami langsung siapkan peralatan dan berangkat bersama tim ke Sembalun untuk koordinasi lebih lanjut," jelas Bang Otol dalam Podcast TribunLombok.

Tim Basarnas kemudian melakukan koordinasi dengan tim SAR lainnya.

Pukul 11.00 WITA, tim mulai bergerak dari pos Taman Nasional menuju Bukit 3, lokasi terakhir yang memungkinkan kendaraan mengantar mereka. Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

"Kami mulai jalan dari Bukit 3 sekitar jam 12.00 siang, dan saya sampai di titik jatuhnya korban sekitar jam 18.30 sore," ujarnya.

Sesampainya di lokasi, tim sempat melakukan pencarian awal di kedalaman 200-300 meter.

Samsul yang bertugas menysir tebing lokasi korban hanya menemukan beberapa barang milik korban seperti tracking pole dan senter.

Meski tidak langsung menemukan korban, mereka mendeteksi posisi terakhir dari foto dan video drone yang menunjukkan keberadaan korban beberapa saat sebelum hilang.

"Saya teriak, saya panggil-panggil, nggak ada sahutan. Tapi kondisi saat itu saya yakin korban masih hidup, jadi saya putuskan bertahan dan bermalam di lokasi," jelasnya.

Keesokan paginya, pencarian dilanjutkan. Ia kembali menyisir area sekitar 200-300 meter dari titik jatuh, namun belum menemukan tanda-tanda korban.

Di tengah pencarian, seorang pendaki yang turun dari puncak menawarkan bantuan drone untuk memantau dari udara.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved