Porter dan Guide Diminta Miliki Sertifikat Rescue dan P3K Imbas Meninggalnya Pendaki Asal Brasil

Forum Wisata Lingkar Rinjani menyarankan agar para porter dan pemandu (guide) dibekali keterampilan dalam melakukan pertolongan.

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/TONI HERMAWAN
SERTIFIKAT RESCUE – Ketua Forum Wisata Lingkar Rinjani, Royal Sembahulun, saat ditemui di Kantor DPRD Lombok Timur, Senin (30/6/2025), meminta agar para porter dan pemandu wisata dibekali Sertifikat Rescue dan Sertifikat Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR – Forum Wisata Lingkar Rinjani menyarankan agar para porter dan pemandu (guide) dibekali keterampilan dalam melakukan pertolongan.

Harapannya, mereka dapat memberikan bantuan saat terjadi kecelakaan dalam pendakian, seperti yang dialami WN Brasil, Juliana.

Ketua Forum Wisata Lingkar Rinjani, Royal Sembahulun mengatakan,  jumlah porter dan pemandu cukup banyak, namun masih minim pengetahuan mengenai penyelamatan dan pertolongan pertama.

“Kalau terjadi persoalan (kecelakaan), bisa langsung ditangani oleh porter-porter yang lalu-lalang di sana, tentu dengan dukungan sarana dan peralatan di Gunung Rinjani,” kata Royal saat ditemui di DPRD Lombok Timur, Senin (30/6/2025).

Untuk mencegah kejadian serupa, ia menyarankan agar jumlah porter dan pemandu disesuaikan dengan jumlah tamu. Misalnya, lima tamu didampingi dua guide, atau empat tamu ditemani satu porter saat menuju puncak.

“Kita harapkan, syarat menjadi guide adalah memiliki sertifikat rescue dan P3K,” harapnya.

Ia mengakui para porter dan pemandu telah memiliki kemampuan profesional dalam melayani makanan para pendaki. Namun, dari sisi penanganan keselamatan, kemampuan mereka masih kurang.

“Kalau bicara profesional dalam pelayanan makanan, ya, mereka bisa. Tapi dalam pengetahuan penyelamatan masih kurang karena jarang diberikan pelatihan,” keluhnya.

Ia berharap Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dapat memberikan pelatihan penyelamatan kepada porter dan guide. Harapannya, hal itu dapat meminimalkan kecelakaan dan menciptakan porter serta guide yang profesional.

“Pemerintah ini jangan pelajaran melulu (kasus terjatuhnya pendaki), kita pingin (pengelola) Rinjani  ini profesional, kalau tidak memiliki standar layak penyelamatan tamu-tamu takut datang mikir, wah siapa yang menyelamatkan saya ,” pungkasnya.   

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved