Berita Sumbawa

PMI Asal Sumbawa Meninggal di Arab Saudi karena Sakit, Agensi Dinilai Tidak Bertanggung Jawab

Jenazah korban dimakamkan di Arab Saudi karena agensi meminta uang pemulangan jenazah kepada pihak keluarga sebesar Rp 80 juta.

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
TribunLombok.com/Sirtupillaili
PMI MENINGGAL DUNIA - Jenazah para PMI korban kapal karam dimasukkan ke dalam ambulans saat tiba di Bandara Internasional Lombok, 2022. Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) inisial AAR (27) meninggal dunia akibat sakit di Arab Saudi namun tidak bisa dipulangkan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) inisial AAR (27) meninggal dunia akibat sakit di Arab Saudi.

Namun pihak agensi tidak bertanggung jawab karena barang dan aset PMI yang bekerja di rumah sakit tersebut tidak dikembalikan oleh agensi. 

Jenazah korban dimakamkan di Arab Saudi karena agensi meminta uang pemulangan jenazah kepada pihak keluarga sebesar Rp 80 juta.

"PMI tersebut berangkat secara prosedural ke Arab Saudi, namun agensi tidak bertanggung jawab atas kepulangan Jenazah," kata Ketua Solidaritas Perempuan Sumbawa Hadiatul Hasanah saat dihubungi TribunLombok.com, pada Jumat (9/5/2025).

Baca juga: Lowongan Kerja Terbatas, Warga Mataram Ramai Daftar Jadi PMI, Sehari 20 Orang Daftar ke Luar Negeri

Atas kejadian tersebut keluarga korban kemudian melaporkan kasus itu kepada Solidaritas Perempuan Sumbawa.

"Jadi kami dimintai oleh keluarga korban, untuk pendampingan. Kami dapat laporan korban Meninggal 12 Maret 2025, tapi aset dan tabungan di agensi tak dikembalikan, setelah itu dilaporkan kepada kami," tuturnya.

Hadiatul mengaku sudah mengupayakan mediasi secara online pada Kamis 8 Mei 2025, dengan sejumlah pemangku kebijakan. 

Upaya itu agar aset korban PMI bisa dikembalikan agensi kepada pihak keluarga sebagai ahli warisnya.

"Respons dari PWNI dan BHI kemarin, mereka minta diberi waktu untuk koordinasi dengan perwakilan-perwakilan. Mereka akan lihat perkembangannya untuk dapat poin penting dari perwakilan-perwakilan tersebut," terangnya.

Hadiatul akan tetap mendampingi korban dan mendorong pemerintah agar bisa menyelesaikan permasalahan PMI tersebut.

"Jadi kita tetap akan berikhtiar untuk tetap mendampingi dan membantu korban, dengan tetap berkoordinasi dengan sejumlah pejabat dan sejumlah stakeholder," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved