Gunung Rinjani

Tak Bawa Sampah Turun usai Mendaki, 52 Pendaki Rinjani Kena Blacklist

Pendaki Rinjani yang terkena blaclist lantaran meninggal sampah dan tidak membawanya turun usai mendaki

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
Istimewa
KUOTA PENDAKIAN - Tenda pendaki di Plawangan Sembalung, Gunung Rinjani. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Sebanyak 52 pendaki Gunung Rinjani diblacklist karena tidak membawa sampahnya turun kembali.

Puluhan pendaki yang terkena blacklist tersebut dirilis akun instagram Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). 

Pihak BTNGR saat ini telah menerapkan Go Rinjani Zero Waste, yang mengatur tentang cara pengemasan barang-barang bawaan dan sampah yang dihasilkan para pendaki Gunung Rinjani mulai diterapkan sejak 3 April lalu.

Kepala BTNGR Yarman menjelaskan, pendaki Rinjani yang terkena blaclist lantaran meninggal sampah dan tidak membawanya turun usai mendaki. Hal ini bisa dilihat dan dicek saat pendaki sudah turun.

“Ini sudah masuk pelanggaran, ada yang sampai 5 tahun tapi tergantung pelanggaran,” kata Yarman, Kamis (1/5/2025).

Buka  hanya itu, selain meninggalkan sampah saat mendaki, beberapa pendaki yang terkena  blacklist karena  mendaki secara  ilegal.

"Laporan dari petugas di lapangan ada juga wisatawan yang melakukan pendakian secara ilegal," keluhnya. 

Ia berharap  program zero waste menjaga  kebersihan  gunung dan  kearifan lokal masyarakat, serta para pendaki atau wisatawan lokal dan mancanegara nyaman  berkunjung ke gunung.

“Zero Waste menyelamatkan gunung dan mari menjadi   tanggung jawab bersama,” pesannya.

Baca juga: Pendaki Malaysia yang Jatuh di Rinjani Sumbangkan Sebagian Uang Asuransi untuk Konservasi

Yarman meminta para pendaki  tetap menjaga kebersihan  supaya para pendaki dan wisatawan lokal maupun mancanegara dapat merasa nyaman berkunjung dan mendaki. Jika demikian, tentunya  akan mendatangkan manfaat ekonomi untuk masyarakat sekitar.

“Gunung juga memberikan kehidupan karena disana sumber mata air,” ujarnya. 

Ia menyarankan agar para pendaki juga mampu menyelamatkan gunung dengan mematuhi aturan pendakian yang berlaku.

“Mari  menjadi pendaki  cerdas guna wadah yang  dipakai berulang secara berkali kali, dan jangan menggunakan wadah satu kali pakai lalu di buang,” pungkasnya.  

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved