Sumbawa Timur Mining Cegah Kekerasan Remaja Lewat Seminar Siswa dan Lokakarya Guru

PT Sumbawa Timur Mining (STM), perusahaan eksplorasi tembaga yang mengelola Proyek Hu’u, mendukung Pemerintah Kabupaten Dompu,

Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
CEGAH KEKERASAN REMAJA : PT STM menggelar seminar siswa dan lokakarya guru sebagai bagian dari upaya mencegah kekerasan remaja dan membangun ruang aman di sekolah. 

TRIBUNLOMBOK.COM – PT Sumbawa Timur Mining (STM), perusahaan eksplorasi tembaga yang mengelola Proyek Hu’u, mendukung Pemerintah Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dalam mencegah kekerasan remaja dan membangun ruang aman di sekolah melalui penyelenggaraan seminar siswa dan lokakarya guru.

Rangkaian kegiatan ini berlangsung selama satu pekan di tiga sekolah, yakni SMPN 1 Hu’u, SMAN 1 Hu’u, dan SMKN 1 Hu’u, dengan melibatkan sekitar 600 siswa dan 115 guru.

Kekerasan remaja tidak hanya mengganggu proses belajar, tetapi juga berpotensi merusak perkembangan sosial dan emosional siswa.

Eskalasi kasus kekerasan remaja bahkan dapat menimbulkan kerugian materiel dan korban jiwa. Beberapa faktor yang memengaruhi kekerasan remaja antara lain kesulitan dalam mengelola emosi, menyelesaikan konflik, serta menjalin relasi yang sehat dengan teman sebaya.

Menanggapi kondisi tersebut, STM menyelenggarakan kegiatan edukatif dan preventif berupa seminar siswa dan lokakarya guru. Kegiatan ini bekerja sama dengan Kanaka Foundation, organisasi nirlaba yang memiliki misi meningkatkan akses dan kualitas pendidikan.

Seminar siswa mengangkat tema “No Drama, No Ribut: Cara Keren Hadapi Konflik”. Kegiatan ini bertujuan agar siswa mampu mengenali pemicu konflik dan cara menghindarinya, menguasai teknik pengelolaan emosi, meningkatkan empati, serta berkomitmen menjaga lingkungan sekolah yang aman.

Sementara itu, lokakarya guru mengusung tema “Menciptakan Ruang Aman di Lingkungan Sekolah”.

Lokakarya ini bertujuan agar guru dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal kekerasan dan melakukan intervensi yang tepat, menjalin hubungan positif dengan murid, menerapkan strategi de-eskalasi, serta menyusun rencana aksi pencegahan kekerasan di sekolah.

Rangkaian kegiatan ini dipimpin oleh Fasilitator Kanaka Foundation Yudo H.B. Timtim, dan didukung oleh tim Community Development STM. Metode yang digunakan dalam seminar siswa dan lokakarya guru ini meliputi diskusi interaktif dan studi kasus, latihan kesadaran penuh dan relaksasi, simulasi penyelesaian konflik, dan pembuatan rencana tindak lanjut. Tak kalah penting, terdapat pula deklarasi komitmen anti kekerasan dari para peserta. 

Tim Community Development STM, Vovia Witni, mengatakan, perhatian orang tua dan pengajar sangat dibutuhkan untuk mengawal pertumbuhan para siswa.

“Kami melihat ada kebutuhan pengembangan karakter generasi muda terutama anak-anak, bagaimana mengenali emosi mereka pribadi agar tidak menjadi pelaku perundungan di sekolah ataupun di tengah kehidupan bermasyarakat,” ujarnya. 

Witni menambahkan, STM senantiasa mengidentifikasi kebutuhan pendidikan di Kabupaten Dompu, selaras dengan rencana kegiatan pendidikan yang disusun pemerintah.

Hingga kini, STM telah menyelenggarakan berbagai program dukungan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi, di antaranya pelatihan teknis dan nonteknis, beasiswa, serta bantuan fasilitas belajar-mengajar.

Kegiatan seminar dan lokakarya ini pun disambut baik oleh para peserta. Salah satu guru SMPN 1 Hu’u, Ummul Khairat, S.Pd., mengatakan bahwa lokakarya yang difasilitasi STM telah membantunya untuk lebih memahami murid. “Ini kebutuhan dasar kami sebagai guru dalam memahami psikologi siswa. Pemahaman kami akan psikologi masih jauh, terlebih sebagai manusia, bisa emosional akibat lingkungan sekitar,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Dompu, Drs. H. Rifaid, M.Pd., menyadari kekerasan yang terjadi di sekolah dapat dipengaruhi oleh masalah di luar sekolah. Menurutnya, seminar siswa dan lokakarya guru yang difasilitasi STM diharapkan menjadi model pengajaran dalam mewujudkan sekolah bebas kekerasan, serta dapat diterapkan di sekolah lainnya di Kabupaten Dompu.

“Kehadiran PT Sumbawa Timur Mining sudah banyak membantu kami dalam rangka menyiapkan guru di Kecamatan Hu’u dan sekitarnya untuk menciptakan praktik terbaik, yang akan diterapkan kepada guru-guru lainnya di Kabupaten Dompu,” ungkap Rifaid. 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved