Opini

Refleksi 72 Tahun Nahdlatul Wathan Berkarya: Dedikasi Era Kolonialisme hingga Menuju Indonesia Emas

Bukan sekadar organisasi keagamaan, NW menjadi gerakan peradaban, motor penggerak pendidikan, dan pilar pembentukan karakter bangsa

Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
REFLEKSI - Muhammad Hatta penulis opini berjudul "Refleksi 72 Tahun Nahdlatul Wathan Berkarya: Dedikasi Era Kolonialisme hingga Menuju Indonesia Emas" 

Ada beberapa hal yang, menurut penulis, harus menjadi fokus utama gerakan Nahdlatul Wathan ke depan:

Pertama, digitalisasi pendidikan dan dakwah. NW harus memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas jangkauan dakwah dan pendidikan. Platform digital, media sosial, e-learning, hingga aplikasi mobile harus dimanfaatkan untuk mendekatkan NW kepada generasi muda yang melek teknologi.

Kedua, pemberdayaan ekonomi umat. Ekonomi adalah kunci agar NW tetap kuat dan berdaya. Melalui koperasi, UMKM, dan pengembangan ekonomi berbasis komunitas, NW bisa menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi ketergantungan ekonomi umat.

Ketiga, penguatan kaderisasi pemuda. Pemuda adalah masa depan. NW harus serius menyiapkan kader-kader muda yang tangguh, visioner, dan siap memimpin perubahan. Pelatihan kepemimpinan, pengembangan soft skill, serta pemberian beasiswa pendidikan tinggi harus menjadi bagian dari strategi besar NW ke depan.

Baca juga: Momen Tokoh NW TGH Gede Sakti Berada di Barisan Rohmi-Firin saat Debat Ketiga Pilgub NTB 2024

Keempat, memperluas sinergi nasional dan global. Di era kolaborasi ini, NW perlu membangun kemitraan dengan berbagai elemen bangsa: pemerintah, ormas, dunia usaha, perguruan tinggi, hingga komunitas internasional. Dengan jejaring yang luas, pengaruh dan manfaat NW akan semakin terasa di berbagai lapisan masyarakat.

Nahdlatul Wathan bukan hanya milik warga NTB. Nandlatul Wathan adalah bagian dari kekayaan bangsa Indonesia. Prinsip universalitas Islam yang dipegang NW menjadikan organisasi ini terbuka untuk siapa saja yang ingin berjuang membangun umat dan bangsa. 

Nilai-nilai yang diajarkan keikhlasan, kesederhanaan, cinta ilmu, dan semangat kebangsaan  adalah nilai-nilai yang relevan untuk semua generasi dan semua zaman.

"Semangat  untuk Indonesia Emas" bukanlah slogan kosong. Ini adalah komitmen nyata bahwa NW ingin terus berkontribusi untuk tanah air tercinta, tidak hanya di level lokal, tetapi juga nasional, bahkan internasional.

72 tahun adalah perjalanan yang penuh dinamika. Dari masa kolonialisme, kemerdekaan, hingga era reformasi dan globalisasi, NW tetap setia pada garis perjuangannya: mencerdaskan kehidupan umat, membela agama dan bangsa, serta meneguhkan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil 'alamin.

Kini, di usia yang semakin matang, NW dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks. Tetapi dengan semangat persatuan, inovasi, dan kolaborasi, saya yakin Nahdlatul Wathan akan terus tumbuh dan menjadi salah satu kekuatan moral dan sosial yang diperhitungkan di tingkat nasional.

Visi Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai tanpa kontribusi nyata dari ormas-ormas Islam yang kuat, progresif, dan mandiri. Dan Nahdlatul Wathan, dengan segala modal sosial, spiritual, dan intelektualnya, siap memainkan peran tersebut.

Mari kita jadikan momentum 72 tahun ini sebagai titik tolak untuk memperkuat organisasi, memperluas jejaring, memperdalam program-program pemberdayaan umat, dan memperkuat pendidikan karakter.

Nahdlatul Wathan adalah masa lalu yang penuh kehormatan, masa kini yang penuh tantangan, dan masa depan yang penuh harapan.

Sekilas tentang penulis: Muhammad Hatta merupakan sosok aktivis pendiri Mahasiswa Pecinta Alam Rinjani (Mahapanji).

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved