TPA Kebon Kongok

TPA Kebon Kongok Penuh, Masyarakat Diminta Kelola Sampah Mandiri

DLHK NTB meminta masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri, mengingat kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok sudah penuh

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
PENGELOLAAN SAMPAH - Sebuah alat berat diterjunkan untuk mengurai sampah di TPA Kebon Kongok, Lombok Barat. Kapasitas TPA Kebon Kongok penuh pemerintah meminta masyarakat mengelola sampah secara mandiri di rumah.  

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri, mengingat kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok sudah penuh.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB Mursal mengatakan, permintaan tersebut disampaikan lantaran saat ini pemerintah sedang melakukan optimalisasi sisa lahan di TPA Kebon Kongok.

"Kita ingatkan masyarakat, untuk menyelesaikan masalah sampah di rumah masing-masing," kata Mursal.

Himbauan tersebut disampaikan kepada masyarakat Kota Mataram dan Lombok Barat, dimana dua daerah ini yang sehari-hari membuang sampah di sana.

Mursal menyampaikan saat ini Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kota Mataram serta Kabupaten Lombok Barat sedang mencari solusi, agar persoalan sampah ini segera diselesaikan.

Selama optimalisasi lahan tersebut, pengelola TPA Kebon Kongok mengurangi jumlah sampah yang masuk dari Kota Mataram dan Lombok Barat. Tentu ini menjadi masalah baru, karena kapasitas tempat pembuangan sementara (TPS) Sandubaya tidak mampu menampung produksi sampah yang jumlahnya mencapai 300 ton sehari.

"Urusan sampah ini bukan urusan sederhana, jadi kita harus terus menerus mencari solusi," kata Mursal.

Baca juga: DLHK NTB Ungkap Penyebab Kematian 11 Ekor Sapi di Sumbawa Barat Gegara Racun Sianida

Mursal mengatakan persoalan over kapasitas TPA Kebon Kongok sudah sejak lama terjadi, namun pada 2022 pemerintah melakukan perluasan kini lahan tersebut juga penuh dengan sampah.

Dia menyampaikan tidak menutup kemungkinan untuk membuka lahan baru, salah satunya di Sekotong. Namun pertimbangan lainnya persoalan izin pakai kawasan tersebut yang belum tentu disetujui, kemudian biaya operasional akan membengkak jika dilakukan pemindahan TPA. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved