TPA Kebon Kongok

TPA Kebon Kongok Sekarat, 20 Are Lahan Dioptimalkan untuk Tampung Sampah

Bupati Lombok Barat Lalu Ahmad Zaini ingin TPA Kebon Kongok dikelola investor

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
PENANGANAN SAMPAH - TPA Kebon Kongok, pemerintah mengoptimalkan sisa lahan seluas 20 are untuk menampung sampah dari Lombok Barat dan Mataram. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok masih menjadi andalan masyarakat, Lombok Barat dan Kota Mataram untuk membuang sampah. 

Bupati Lombok Barat Lalu Ahmad Zaini (LAZ) mengatakan penataan pengelolaan TPA Kebon Kongok masih menjadi prioritas. Hal iini juga menjadi pembahasan bersama Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal berberapa waktu lalu.

Dia ingin pengelolaan sampah di TPA Kebon Kongok dilakukan oleh investor, namun sembari menunggu itu kondisi landfill semakin menyempit. 

"Kita berkomitmen bersama, mungkin nanti kita lakukan perluasan lahan sementara, sembari mencari investor," ucap pria yang akrab disapa LAZ itu. 

LAZ menyampaikan jika pengelolaan sampah hanya dilakukan dengan cara membuangnya saja tanpa diolah, maka landfil yang ada saat ini tidak akan cukup menampung ratusan ton sampah dari dua daerah tersebut. 

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah melakukan perluasan landfil di TPA Kebon Kongok, umurnya diperkirakan sampai Juli 2025 ini. 

Terpisah Kepala TPA Kebon Kongok Radius Ramli mengatakan, luas landfil saat ini semakin menyempit merekapun mengoptimalkan sisa lahan yang ada seluas 20 are. 

Radiyus menegaskan optimalisasi lahan ini, bukan memperluas landfil melainkan memanfaatkan sisa lahan yang ada di dalam desain yang sudah disepakati sebelumnya. 

"Karena perluasan tidak bisa kami lakukan, karena masterplan kami sudah mengikat dan masyarakat sudah resistensi dilakukan perluasan," kata Radiyus. 

Optimalisasi ini juga membuat pihak TPA Kebon Kongok membatasi aktivitas pembuangan sampah disana, semula satu truk bisa membuang sampai tiga kali dalam sehari kini hanya satu kali. 

Radiyus berharap ada penyelesaian sampah di hulu, sehingga jumlah sampah yang dibuang tidak banyak. Salah satunya dengan mengoptimalkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang ada saat ini. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved