Berita Kota Mataram

9 Calon Jemaah Haji di Mataram Meninggal Dunia, Terbanyak Lansia

9 Calon Jemaah Haji (CJH) asal Kota Mataram yang dijadwalkan berangkat pada tahun 2025 dikabarkan meninggal dunia

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Dok. Istimewa/Angkasa Pura
JEMAAH HAJI - Kloter pertama Jemaah Calon Haji asal NTB berangkat hari ini melalui Bandara Internasional Lombok. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Sebanyak 9 Calon Jemaah Haji (CJH) asal Kota Mataram yang dijadwalkan berangkat pada tahun 2025 ini di Kota Mataram tercatat meninggal dunia.

Dari 9 orang, tercatat CJH meninggal dunia itu terbanyak lansia. Meski demikian CJH yang meninggal dunia tersebut juga sudah digantikan dengan menggunakan metode pelimpahan.

“Jadi ada 9 jamaah kita yang meninggal dunia, dan itu kuota tahun ini, tapi itu sudah digantikan keluarga dengan metode pelimpahan,” ucap Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Mataram, H. Hamdan setelah dikonfirmasi, Selasa (8/4/2025).

Dijelaskannya, CJH yang meninggal dunia tersebut juga sudah melakukan pembayaran hingga dijadwalkan untuk pelunasan pada tahap ke dua yang dimulai pada 24 Maret - 17 April 2025 ini.

Adapun untuk para pengganti yang telah dilimpahkan baik yang berasal dari keluarga dan lainnya harus melunasi pembayaran haji tahap ke dua yang nantinya akan berakhir secara nasional pada 17 April 2025 mendatang.

Baca juga: Hari Pertama Kerja, Gubernur NTB Lalu Iqbal Singgung Soal Meritokrasi

Terkait administrasi lanjut dia, sudah diselesaikan oleh Kemenag Kota Mataram, hingga para pengganti ini nantinya hanya tinggal menunggu keberangkatan yang akan dimulai secara nasional pada 2 Mei 2025.

Lebih jauh disampaikannya, saat ini dari data yang ada di Kemenag Kota Mataram, tercatat banyak CJH yang dikategorikan lansia.

Dari 733 Kuota Haji Kota Mataram, ada sekira 20 persen merupakan CJH yang dikategorikan lansia. CJH yang dikategorikan lansia ini berkisar di umur 80-90 tahun, hingga mereka juga menjadi CJH yang dikategorikan berisiko tinggi.

Meski demikian, ditegaskannya, semua CJH lansia ini didampingi oleh anak atau keluarganya yang sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan bisa langsung dilakukan pelimppahann.

“Jamaah kita lansia dan punya resiko tinggi itu tidak bisa kita cegah, usia berapapun, se-tua apapun itu kita pantau kesehatannya supaya istitoah, kalau sudah istitoah ya berangkat,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved