Berita Lombok Tengah
Ramadan Budaya, Menghidupkan Semangat Anak Binaan di LPKA Lombok Tengah
Kebahagian terpancar dari senyuman warga binaan LPKA Kelas II Lombok Tengah saat mengikuti Ramdan Budaya dengan sejumlah hibutan di dalam lapas
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Langit mendung sore itu seketika pecah saat seorang anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Lombok Tengah memberanikan diri untuk menyumbangkan lagu di acara Ramadan Budaya, Jumat (28/3/2025).
Aksi itu mengundang tawa gembira para puluhan napi anak lainnya. Para musikus memainkan musik dengan apik, mengiringi seorang napi yang menyanyikan musik reggae, "Lombok I Love You" dari Amtenar Band di di lapangan lapas anak yang berada diDesa Selebung, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah itu.
Meski para warga binaan mengenakan topeng, kebahagiaan dan kegembiraan terpancar jelas pada senyuman dan gerak tubuh mereka.
Penggunaan topeng dengan karakter sejumlah tokoh pahlawan Indonesia dan film animasi Naruto sengaja dikenakan untuk menyamarkan identitas para warga binaan.
Usai terhibur dengan live musik, warga binaan kembali dihibur dengan Wayang Botol alias Watol. Para pementas Watol mengajak warga binaan berinteraksi dan mengadakan sejumlah permainan.
Program Ramadan Budaya merupakan program yang digagas oleh Komunitas BERBAGI berkolaborasi dengan sejumlah komunitas seperti Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (SPWS), AKSI NTB dan komunikas lainnya.
Hingga menjelang berbuka puasa, kehangatan warga binaan semakin terasa saat Kepala LPKA Lombok Tengah, Mulyadi Gani menyampaikan sambutan di hadapan warga binaan.
"Saya tidak menyangka, kegiatan akan semeriah ini. Ini energi yang positif buat kami, saya yakin ini bisa memberikan trigger untuk anak-anak binaan dalam melaksanakan dan menjalani kegiatan pembinaan," ungkap Mulyadi.
Mulyadi berharap, warga binaan yang berada di LPKA tidak merasa seperti di dalam penjara, melainkan menjadikan LPKA sebagai rumah kedua untuk menerima pendidikan dan pembinaan lainnya.
"Saya berharap mereka tidak merasa terpuruk. Kami selalu mengingatkan mereka nikmati kegiatan di sini karena konsep-konsep tempat tinggal mereka tidak seperti tempat-tempat lain yang seperti penjara. Ini kita namakan "Pondok" karena di dalam ada kamar ada kamar mandi ada dapur ada ruangan tamu," kata Mulyadi.
Mulyadi juga mengapresiasi program Ramadan Budaya bertajuk "Di Balik Topeng Masa Depan" yang diadakan di LPKA Lombok Tengah.
Ia berharap ke depannya kegiatan serupa dapat diperbanyak hingga dapat memotivasi dan memberikan edukasi kepada warga binaan.
"Harapan kami agar teman-teman (komunitas red) tidak bosan-bosan untuk kegiatan berikutnya. Kami tunggu di sini apapun itu kegiatannya selama itu memberikan energi positif untuk anak-anak LPKA Lombok Tengah, kami terbuka lebar untuk teman-teman komunitas," ungkap Mulyadi.
Usai berbuka puasa, satu persatu warga binaan mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat magrib. Hingga kemudian itikaf di mushala sembari menunggu adzan Isa untuk menunaikan shalat Isya dan Tarawih.
Makna Ramdan Budaya

Penanggungjawab Acara Ramadan Budaya, Hendri Andriawan mengungkapkan, kegiatan ini dihajatkan bagi anak-anak yang jarang mendapatkan akses hiburan.
"Kegiatan ini bertujuan tidak lain untuk menghibur adek-adek yang jauh dari keluarga. Misalnya di lapas ini, kita memberikan berbagai macam hiburan seperti live musik pementasan wayang dan lainnya," ungkap Hendri.
Ramadan Budaya di LPKA merupakan kegiatan keempat setelah berkeliling menghadirkan hiburan di pelosok-pelosok desa.
Lebih lanjut, Hendri menyampaikan, untuk pementasan wayang akan bercerita tentang tokoh wayang botol yamg ingin merubah hidupnya meski pernah melakukan banyak kesalahan.
"Puncaknya di pementasan wayang, yang akan membawa lakon cerita, 'Man jadda wajada' sebagaimana pepatah Arab yang artinya 'barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil'," kata Hendri.
Hendri berharap dengan kehadiran berbagai komunitas yang hadir di LPKA Lombok Tengah dapat memberikan motivasi warga binaan untuk memperbaiki diri ketika sudah bisa menjalankan kehidupan normal di luar nantinya.
"Jadi tema kali ini 'di balik topeng masa depan' Jadi tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri kita selama ada kemauan pasti ada jalan. Man jadda wajada." tutuo Hendri.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.