Koni Lombok Tengah
5 Kontroversi Musorkab Tandingan KONI Lombok Tengah, KONI NTB Tak Hadir hingga Dugaan Cabor Siluman
Ketidakhadiran KONI NTB sebagai tamu undangan membuat pengakuan dan keabsahan Musorkab tandingan KONI Lombok Tengah dipertanyakan
Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) KONI Lombok Tengah tandingan resmi menetapkan Muhamad Samsul Qomar terpilih kembali secara aklamasi sebagai ketua KONI Lombok Tengah 2025-2029.
Musorkab tandingan yang digelar di De Balen Soultan Hotel Poltekpar Lombok menuai kontroversi setelah dugaan banyaknya polemik yang terjadi.
Salah satunya adalah ketidakhadiran pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi hingga dugaan banyaknya cabang olahraga (cabor) siluman yang ikut sebagai peserta.
Ketidakhadiran KONI NTB sebagai tamu undangan juga membuat pengakuan dan keabsahan Musorkab tandingan tersebut juga dipertanyakan.
Berikut Tribun Lombok merangkum 5 kontroversi Musorkab tandingan KONI Lombok Tengah Versi 25 Maret:
1. Dugaan Cabor Siluman
Berdasarkan absensi resmi yang diterima Tribun Lombok, terdapat setidaknya hanya 10 cabor yang ikut menghadiri Musorkab dari total 39 cabor yang menjadi anggota resmi dari KONI Lombok Tengah.
Sepuluh cabor yang hadir di antaranya PORDASI, PERTINA, Bola Takraw, Drumband, Perkemi, Perbakin, KABADDI, TRIATHLON, dan PESTI.
Namun, PORDASI dipastikan bukan anggota resmi KONI Lombok Tengah sementara cabor KABADDI masuk ke KORMI. Kemudian kehadiran Erwin dan Abdul sebagai perwakilan PELTI tidak memperoleh mandat dari pengurus PELTI Lombok Tengah. Selanjutnya M Derip dari Perbakin dipastikan tidak terdaftar sebagai pengurus di Perbakin Lombok Tengah.
Qomar mengklaim, dirinya didukung oleh sebanyak 21 cabor, namun berdasarkan data absensi resmi hanya terdapat 10 cabor yang menghadiri Musorkab.
"Jadi 21 cabor ada yang ketua ada yang perwakilan. Jadi sudah kuorum untuk Musorkab karena untuk kuorum yaitu 50 persen + 1. Dan aturan di AD ART jika tidak kuorum maka diperpanjang 60 menit dan jika tidak kuorum maka dinyatakan sah. Itulah AD ART kita," klarifikasi Qomar.
Diketahui berdasarkan AD ART, saat ini total jumlah Cabor yang menjadi anggota KONI adalah 39 maka syarat kuorum Musorkab adalah minimal dihadiri 26 cabor.
2. Ketidakhadiran Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah
Berdasarkan pantauan Tribun Lombok, pemerintah provinsi NTB maupun Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dipastikan tidak menghadiri Musorkab tandingan yang diketuai oleh Lalu Kariadi.
Termasuk pula tidak tampak kehadiran dari ketua kepala dinas pemuda dan olahraga (Dispora) provinsi NTB dan Lombok Termasuk termasuk tidak ada pula yang mewakili.
Padahal kehadiran pemerintah melalui Dispora sangat penting sebagai bentuk pengakuan dan legitimasi bahwa Musorkab ini sah. Hal ini mengingat KONI Dispora bekerja sama dalam membina atlet dan prestasi olahraga.
Saat Tribun Lombok meminta nama-nama kehadiran dari pemprov NTB maupun pemkab Lombok Tengah, Qomar memilih untuk tidak menjawab. Menurut Qomar, kehadiran pejabat dari Pemprov maupun maupun Pemkab tidak diatur di dalam AD ART KONI.
"Kehadiran Pemprov maupun Pemkab tidak diatur di dalam AD ART. Jadi bagi kami, mau hadir Alhamdulillah mau nggak juga tidak masalah. Tapi Forkopimda sudah hadir semua. Perwakilan Forkopimda sudah hadir semua," jelas Qomar.
Qomar menyebutkan, tidak diperlukan kehadiran bupati maupun wakil Bupati Lombok Tengah hingga kepala dinas, karena tugas KONI membantu pemerintah di bidang prestasi olahraga.
Pihaknya tidak mempermasalahkan siapa yang hadir dalam Musorkab namun yang penting bagi Qomar ke depan jika memimpin adalah intervensi dana.
3. Ketidakhadiran KONI NTB dalam Absensi Tamu maupun sebagai Narasumber
KONI NTB dipastikan tidak menghadiri Musorkab tandingan karena tidak tercatat dalam daftar hadir tamu Musorkab KONI Lombok Tengah. Sekretaris KONI NTB M Nur Haedin sempat hadir namun sama sekali tidak memasuki arena Musorkab.
Dua narasumber minimal dari KONI NTB yang hadir juga sama sekali tidak memberikan sambutan apapun kepada para peserta Musorkab tandingan.
Qomar mengklarifikasi jika ketidakhadiran sekretaris KONI NTB ke dalam arena Musorkab karena dirinya merasa tidak enak dengan para peserta yang hadir.
"Mereka (tamu undangan dan peserta) sudah menunggu satu setengah jam. Terus beliau datang dan saya ngobrol di depan (lobi hotel). Saya melaporkan jika Musorkab sudah sampai sidang-sidang yaudah akhirnya lanjut, nanti saya (Nur Haedin) yang laporkan ke ketua," jelas Qomar.
Sementara itu, diketahui kehadiran sekretaris KONI NTB Nur Haedin ke Musorkab 25 Maret bukan untuk menghadiri Musorkab, namun ada agenda lain di Poltekpar Lombok.
Dikatakan Qomar dalam berita sebelumnya, semestinya Musorkab itu idealnya dihadiri oleh minimal dua narasumber yang ditugaskan oleh KONI provinsi dengan surat tugas.
4. Tamu Undangan Didominasi oleh LSM
Berdasarkan pantauan dan data absensi tamu undangan resmi yang diterima Tribun Lombok, tamu undangan dan peserta Musorkab tandingan didominasi oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Beberapa diantaranya adalah Pedatu Lombok Tengah, LSM Sasaka Nusantara, Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi Dan Hukum Kinerja Aparatur Negara (Li-Tipikor), KTI, KNPI Lombok Tengah, Himasta dan lain sebagainya.
5. 37 Cabor Solid Semakin Solid Dukung Lalu Firman Wijaya
Pada hari saat yang bersamaan, 37 dari 39 cabor yang terdaftar di KONI Lombok Tengah justru menghadiri acara buka puasa bersama dan syukuran atas terpilihnya H. Lalu Firman Wijaya sebagai Ketua KONI Lombok Tengah periode 2025-2029 di Lesehan telu-telu 33, Praya, Lombok Tengah.
Acara syukuran yang berlangsung penuh kebersamaan itu mendapat dukungan kuat dari berbagai pihak. Dari 39 cabor yang menjadi anggota KONI Lombok Tengah, sebanyak 37 cabor hadir langsung dalam acara tersebut, dinilai memperkuat legitimasi kepemimpinan Lalu Firman Wijaya.
Lalu Firman Wijaya menegaskan komitmennya untuk memajukan dunia olahraga di Lombok Tengah dan membangun sinergi dengan semua cabor serta stakeholder terkait.
"Saya berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk memimpin KONI Lombok Tengah. Kita akan bekerja sama demi kemajuan olahraga daerah ini dengan tetap menjunjung tinggi sportivitas dan profesionalisme," ujar Lalu Firman Wijaya.
Tim Lalu Firman, Sukarman Kana mengatakan, dengan dukungan mayoritas cabor, unsur pemerintah, dan KONI Provinsi NTB, kepemimpinan Lalu Firman Wijaya semakin menguat.
"Kondisi ini sekaligus menegaskan bahwa Musorkab yang diklaim oleh M. Samsul Qomar tidak mendapatkan legitimasi yang cukup kuat di kalangan insan olahraga di Lombok Tengah," jelas Sukarman.
Dikatakannya, para pengurus cabor berharap agar dinamika ini segera berakhir dan semua pihak bisa kembali fokus pada pengembangan olahraga di Lombok Tengah. Mereka menekankan pentingnya soliditas dan kepemimpinan yang sah untuk membawa prestasi olahraga daerah ke tingkat yang lebih tinggi.
"Dengan adanya kejelasan arah kepemimpinan ini, masyarakat olahraga Lombok Tengah kini menanti langkah-langkah konkret dari KONI di bawah kepemimpinan H. Lalu Firman Wijaya untuk membawa olahraga daerah ini ke arah yang lebih baik," tandasnya.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.