Berita Sumbawa Barat

Warga KSB Keluhkan Harga dan Ketersediaan LPG 3 Kg dan 12 Kg

Warga KSB mengeluhkan ketersediaan LPG di tingkat pengecer serta meminta harga dikendalikan

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
RELA ANTRE - Warga antre membeli gas 3 kg di Pangkalan Gas 3 Kg, Jalan Terusan Suryani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/2/2025). Warga KSB mengeluhkan ketersediaan LPG di tingkat pengecer serta meminta harga dikendalikan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Warga KSB mengeluhkan harga dan ketersediaan Elpiji (LPG) di tingkat pengecer dan pangkalan. 

Selain itu warga juga mengeluh mengenai kapasitas isi tabung gas. 

Seorang warga, Sri Wahyuni membeli LPG kemudian menimbang kembali tabung gas yang dibelinya.

"Pertama saya beli normal lah bisa kita pakai 3 bulan 2 bulan lebih yang gas 12 kg, kedua kalinya saya beli tidak sampai 3 bulan malah satu bulan setengah," kata Sri, Jumat (7/2/2025). 

Sri menimbang tabung kosong yang rata-rata beratnya 15 Kg, dan berat gas nya 12 Kg.

Baca juga: DPRD KSB Desak Kepolisian Segera Selidiki Penyalur LPG 3 Kilogram Diduga Tak Sesuai Penyaluran

Dia menghitung berat isi LPG 12 Kg, maka hasilnya 27 Kg namun dari hasil penimbangannya hanya 24 Kg.

"Kalau begini, masyarakat  tentu sangat dirugikan. kita tidak tahu harus mengadu ke mana," keluhnya 

Warga lainnya, Hayatun Nufus mengeluhkan harga LPG di tingkat pengecer. 

Dia mengaku harganya LPG 3 Kg bisa mencapai Rp30 ribu hingga Rp50 ribu.

"Kalau kita yang memakai subsidi ini setelah dengar dan menonton berita, ya paling mentok dengan harga Rp 20 ribu atau Rp 23 ribu lah, tapi ini kadang kita beli harga Rp 30 ribu ke atas dan kalau di Maluk malah harganya sampai Rp 40 ribu ke atas," tutur Hayatun.

Ia mengeluhkan pilihan tempat pembelian di tempat lain, misalnya di pangkalan. 

Dia harus membawa KTP, mengantre dan menunggu satu minggu sekali untuk mendapatkan LPG 3 Kg.

"Kadang anak kita nangis di rumah, kadang habis gas kita tapi jadwal belum datang jadi terpaksa kita beli di pengecer," jelasnya. 

Dia meminta agar harga di tingkat pengecer bisa dikendalikan agar melambung tinggi. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved