Berita Sumbawa Barat
Angka Kekerasan Terhadap Anak di KSB Meningkat, Didominasi Pelecehan Seksual
Angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2024 terlus mengalami peningkatan yang didominasi pelecehan seksual
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Angka kekerasan terhadap anak yang melonjak tinggi menjadi perhatian pejabat hingga masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat.
Pada tahun 2023, angka kekerasan anak mencapai 30 persen hingga November tahun 2024 angka tersebut meningkat menjadi 36 persen.
Dari angka Kekerasan yang cukup naik Kepala DP2KBP3A KSB, Agus Purnawan mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak saat ini patut menjadi kekhawatiran bersama seluruh pihak.
"Ini menjadi kekhawatiran kita bersama, dari masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk mencegah kasus ini," tegasnya.
Agus mengatakan beban ini tidak saja pada segi kuantitas, bentuk-bentuknya pun semakin banyak terutama dalam hal tindak kekerasan dan eksploitasi seksual.
"Kita tidak bisa menutup mata, kita harus bersama-sama menanganinya, jangan sampai kita saling mengandalkan dan saling salahkan, tapi kita harus bersama-sama, itu kuncinya" katanya.
Ia berharap dengan keterlibatan semua stakeholder masyarakat, tindakan kekerasan terhadap anak dan perempuan secara umum dapat ditekan di Kabupaten Sumbawa Barat ini.
"Sebelum kita sampai pada kondisi istilahnya darurat, maka kita harus mulai dari sekarang bergerak mencegahnya," tandasnya.
Baca juga: Santri Korban Pelecehan Seksual Pimpinan Ponpes di Lombok Tengah Pernah Diajak Menginap di Hotel
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Erni Patriani mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak di dominasi oleh kasus pelecehan seksual.
"Kasus kekerasan anak, jenisnya pelecehan seksual yang paling banyak ," jelasnya.
Ia menjelaskan dalam kasus Kekerasan tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor handphone yang terlalu dibebaskan oleh orang tua anak dan pergaulan bebas, sehingga pelecehan seksual sama persis dengan apa yang anak tonton.
"Faktor pertama itu ya handphone karena handphone itu terlalu bebas diberikan oleh orang tua mereka, anak-anak sekarang bagus-bagus handphone nya, tapi tidak dimanfaatkan dengan baik," ungkapnya.
Ia menerangkan rata-rata pelaku pelecehan seksual itu merupakan orang terdekat korban, seperti pamannya, ayah tiri juga ayah kandungnya.
"Ya itu pelakunya orang terdekat, kemarin kami dapat Kakek kandungnya, saudara kandung juga yang menjadi pelakunya," terangnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.