Pekerja IKN Banyak Diserang Penyakit Demam Berdarah, Dilema Upah Tak Sesuai Harapan
Muhibah hanya salah satu dari puluhan pekerja IKN yang terkena serangan DBD saat bekerja di proyek IKN. Penyakit ini disebabkan virus dengue.
“Bagaimana tidak, selama dirawat saya harus beli makanan sendiri. Bukan hanya untuk Fajri yang menunggu saya, tetapi makanan untuk saya sebagai paisen juga harus beli sendiri,” imbuhnya.
Belum lagi dengan kontrak kerjanya selama enam bulan yang ia rasakan membingungkan.
Ia mengaku awalnya dijanjikan upah Rp 175 ribu per hari, namun kenyataannya yang diterima tidak sama dengan perjanjian.
Belum lagi ia juga tidak tahu bagaimana dengan biaya perawatannya di rumah sakit.
“Untuk makan saja Rumah Sakit tidak menyediakan nasi dan saya harus keluar duit sendiri untuk beli," jelasnya.
"Kalau upah kerja itu Rp 125 ribu per hari, ya itu aja, kalau mau lebih ya lembur, Kalau ndak lembur ya ndak bakalan cukup itu, Awal-awal kita dengar dijanjikan 175, nyatanya sampai di sini segini ya udah lah," jelasnya.
Peluang untuk mendapatkan upah lebih layak di IKN tak menjadi kenyataan. Dia pun harus menghabiskan banyak biaya selama perawatan. Sehingga belum bisa menabung untuk anak istri di kampung halaman.
"Kalau bisa pulang nanti usai sembuh, meskipunkontraknya enam bulan kalau boleh pulang ya saya pulang,” ucapnya.
Penjelasan RSUD Sepaku
Kepala Bagian Pelayanan Penunjang RSUD Kecamatan Sepaku dan Tour Plan Diskes PPU Muhamad Rumadi, menjelaskan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sepaku lebih banyak menjangkiti pekerja IKN.
"Kalau selama ini memang rata-rata banyak pekerja dari IKN, karena sehubungan juga dengan pembangunan yang ada di IKN, otomatis pekerja ini rata-rata banyak dari luar daerah," katanya.
"Jadi di daerah IKN itu memang banyak perusahaan-perusahaan dan proyek mereka berobat ke rumah sakit Sepaku," ujarnya.
Pasien DBD yang terawat pada RSUD Sepaku terlihat pekerja IKN lebih banyak jika dibandingkan masyarakat lokal.
"Kalau kita hitung-hitung kemarin perbandingannya itu 76 persen pasien pekerja IKN, 24 persen itu masyarakat wilayah Sepaku," ucapnya.
Meski demikian, menurut Muhammad Rumadi, dari data pasien di RSUD Sepaku pada 2024 mengalami penurunan pada akhir Oktober.
| Demo Memanas Usai Tragedi Ojol: Gubernur Sulsel Rangkul Massa, Dedi Mulyadi Nyaris Diserang |
|
|---|
| Kunci Jawaban Lengkap 60 Contoh Soal Tes Terstandar SPMB Jabar 2025 Jalur Prestasi SMA Terbaru! |
|
|---|
| Dewan Puji Diskon Pajak Gubernur NTB Lebih Bagus dari Pemprov Jawa Barat |
|
|---|
| SPMB Jabar 2025 untuk SMA SMK: Cek Kuota, Jadwal, Syarat, Tata Cara Daftar Link spmb.jabarprov.go.id |
|
|---|
| Daftra 11 Korban Tewas dalam Insiden Pemusnahan Bom Kadaluarsa di Cibalong |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.