Berita Sumbawa Barat

Kekeringan di KSB Makin Meluas, 16 Desa di 5 Kecamatan Terdampak

BPBD KSB membayar Rp 350.000 per tangki untuk suplai air bersih warga terdampak kekeringan

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Sumbawa menyalurkan air bersih ke desa terdampak. BPBD KSB membayar Rp 350.000 per tangki untuk suplai air bersih warga terdampak kekeringan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa Barat memperpanjang tanggap darurat kekeringan.

Kekeringan makin meluas dari yang awalnya 11 desa kini menjadi 16 desa. 

Kepala Pelaksana BPBD Abdul Hamid menyebut pada bulan Juli 202,  tiga kecamatan yang terdampak kekeringan yaitu Kecamatan Poto Tano, Kecamatan Seteluk dan Kecamatan Taliwang dan kini meluas ke kecamatan lain.

"Jadi tambahannya itu di Kecamatan Jereweh dan Kecamatan Maluk, jadinya ada lima kecamatan yang terdampak dari bulan Juli hingga Oktober ini," katanya saat ditemui di kantornya, Rabu (9/10/2024).

Dari lima kecamatan tersebut ada 16 desa yang terdampak kekeringan.

"Bulan ini sebanyak 16 dari 58 desa, 4 desa di antaranya ada di lingkar tambang," beber Hamid.

Baca juga: BNPB Siapkan Tiga Langkah Penanganan Darurat Kekeringan di NTB

Pihaknya terus menyuplai air bersih ke setiap desa yang terdampak dengan menurunkan mobil tangki bekerjasama dengan pihak ketiga.

"Karena kita tidak punya armada atau mobil tangki jadi kita bekerjasama dengan perusahaan juga dengan Dinas Pemadam Kebakaran, dengan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak," terang Hamid.

BPBD membayar Rp 350.000 per tangki.

"Namun terkadang kita juga dibantu oleh tambang, tapi itu pun dibantu armada saja," ungkapnya

Hamid memprediksi musim kemarau ini akan berakhir Oktober ini. 

"Tapi intinya kami dari BPBD tetap siaga dan memberikan imbauan kepada masyarakat KSB tetap waspada juga dalam menghadapi bencana alam ini," ujarnya.

Hamid mengaku lokasi yang belum dibantu adalah Desa Mantar dan di Kecamatan Sekongkang.

"Karena akses jalannya yang cukup terjal dan itu yang membuat armada itu tidak berani naik membawa beban banyak dan kecamatan Sekongkang juga kendala akses nya yang terlalu jauh dan menanjak," keluhnya 

Hamid akan mengupayakan agar masyarakat Mantar dan Kecamatan Sekongkang bisa dibantu secepatnya. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved