Berita NTB

25 Jurnalis NTB Dibekali Keterampilan Cek Fakta Jelang Pilkada 2024

25 jurnalis dan pemeriksa fakta di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti pelatihan untuk melawan gangguan informasi menyambut kontestasi Pilkada

Editor: Idham Khalid
Dok. Istimewa
25 Jurnalis NTB yang mengikuti pelatihan melawan gangguan informasi pada Pilkada 2024. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sebanyak 25 jurnalis dan pemeriksa fakta di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti pelatihan untuk melawan gangguan informasi menyambut kontestasi Pilkada 2024.

Kegiatan tersebut berlangsung pada 14-15 September 2024 pekan kemarin.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).

Ketua AJI Mataram Muhammad Kasim menyatakan, pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi yang diadakan sebelumnya pada 18 Agustus 2024 lalu, yang diikuti berbagai organisasi masyarakat sipil, termasuk Walhi NTB, LBH APIK NTB, dan komunitas media.

Pelatihan serupa juga diadakan di lima provinsi lain, yakni Padang, Jawa Barat, dan Ternate, sebagai bagian dari upaya kolaboratif untuk memerangi disinformasi.

Cem spaan akran Ketua AJI Mataram menjelaskan, keterlibatan jurnalis dan pemeriksa fakta di NTB, diharapkan membantu memetakan ujaran kebencian dan berita hoaks yang beredar.

Dikatakan Cem, setelah pendaftaran bakal calon pemimpin di NTB, isu-isu tersebut potensi disinformasi dan misinformasi sangat berpeluang terjadi.

“Kami berharap pelibatan teman-teman jurnalis dan pemeriksa fakta di NTB, membantu memetakan dan mengedukasi warga agar lebih bijak bermedia sosial serta tidak mudah percaya dengan berita tanpa sumber yang jelas,” pesannya Cem.

Wartawan RRI Bima Ikra Hardiansyah yang turut menjadi peserta pelatihan dalam kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat relevan dalam memberikan bekal bagi jurnalis di tengah maraknya hoaks.

“Hoaks dan ujaran kebencian di media sosial seperti akun X, Instagram sudah parah atau tanpa disaring. Setidaknya dengan kondisi panas (perdebatan) kita bisa memberikaz pencerahan keada publik,” ungkap Ikra.

Ia menekankan pentingnya jurnalistik berkualitas untuk meredam perdebatan panas di media sosial.

Baca juga: AJI Mataram Bangun Koalisi Lawan Hoaks Pilkada 2024

Sementara itu, Yudina, wartawan Inside Lombok, menyatakan bahwa pelatihan ini penting untuk meningkatkan pemahaman jurnalis mengenai potensi gangguan informasi.

“Kita perlu diberikan pemahaman lebih agar lebih peka terhadap potensi gangguan yang ada. Selama ini, mungkin kita sudah nyaman dengan informasi yang telah berkembang,”kata Yudina.

Dengan pengetahuan yang lebih baik, diharapkan pemberitaan dapat lebih objektif dan memberikan referensi yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat dan kita lebih peduli terhadap potensi gangguan informasi ketika sudah memahami kasus itu. Pemberitaan disampaikan kepada masyarakat lebih objektif,” ucap Yudina.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved