Kades Sukadana
Meriahnya Pernikahan Putra Kades Sukadana Lombok Tengah, Acara 7 Hari dengan Sembelih 8 Kerbau
Pernikahan anak Kades Sukadana menghabiskan setidaknya delapan kerbau dan sapi yang disembelih untuk disajikan kepada 4.000 undangan yang hadir
Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Pesta pernikahan Yogie Septiawan, putra Kepala Desa Sukadana, Lombok Tengah, Syukur menjadi perbincangan hangat warga Lombok Tengah bagian Selatan.
Yogie Septiawan mempersunting Diana Sari warga Pacitan Jawa Timur dengan kegiatan adat dan tradisi selama lebih dari sepekan.
Pernikahan itu diselenggarakan tepat pada tanggal 17 Agustus 2024 bertempat di Desa Sukadana, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Pernikahan yang berlangsung di Kediaman Kades Sukadana ini berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dengan berbagai kegiatan budaya yang penuh dengan keunikan dan sarat nilai.
Pernikahan ini menghabiskan setidaknya delapan kerbau dan sapi yang disembelih untuk disajikan kepada 4.000 undangan yang hadir.
Sebagai ketua forum kepala desa Kecamatan Pujut Lombok Tengah, Syukur mengundang seluruh kepala desa dan perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain sebagainya di Kecamatan tersebut.
Pernikahan ini begitu unik karena menggunakan terop tradisional dengan atap daun kelapa dan tiangnya dari pohon pinang. Terop ini terbentang luas sepanjang 1 kilometer lebih di halaman ruma Kades Syukur.
Syukur dan keluarga tidak main-main mempersiapkan pesta pernikahan yang menghadirkan dua grup musik Gendang Beleq ini. Butuh waktu setidaknya lima bulan karena proses pembuatan terop atau tetaring yang dikerjakan setiap malamnya.
Diperkiraan tenda yang digunakan dalam acara begawe tersebut menghabiskan hingga ribuan pohon yang disumbangkan oleh masyarakat untuk pemimpin desanya.
Nuansa tradisional tampak terasa di mana setiap rangkaian acara tradisi pernikahan Sasak Lombok dilakukan satu per satu.
Mulai dari adanya bejaran atau berkuda, bepaosang, tampilan Gendang Beleq, Sorong Serah Aji Krame, Bales Oles Nae dan lain sebagainya.
Kades Syukur mengatakan, pernikahan ini diselenggarakan sebagai bentuk suka citanya karena putranya Yogie merupakan satu-satunya anak laki-laki dari pernikahannya.
Bagi Syukur, Yogie merupakan emas dan jamrud permata yang tak ternilai karena akan mewarisi seluruh peninggalan ayahnya kelak. Baik peninggalan benda maupun tak benda.
"Kalau orang Lombok mengibaratkan sebagai emas, jamrud yang ada didalam keluarga. Oleh sebab itu, saya berpikir dan merenung lama bagaimana supaya perjalanan dari pesta ini adalah sangat-sangat unik, spesial dan mungkin hanya kamilah yang menyelenggarakan tepat di hari kemerdekaan 17 Agustus," jelas Syukur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.