Tambang Emas Sekotong

Pj Gubernur NTB Minta Kasus Pembakaran Kamp Penambang Emas di Sekotong Diusut Tuntas

Penjabat Gubernur NTB Hassanudin minta kasus Pembakaran kamp penambang emas di Bukit Malaikat Desa persiapan Blongas, Sekotong diusut tuntas

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Pj Gubernur NTB Hassanudin saat memberikan keterangan soal pembakaran kamp penambang di Sekotong. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pembakaran kamp penambang emas di Bukit Malaikat Desa persiapan Blongas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat menjadi perhatian Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Hassanudin.

Hassanudin mengumpulkan seluruh forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan para pihak untuk mencari solusi dari konflik tersebut. 

Diduga konflik yang berujung pembakaran tersebut terjadi antara warga setempat dengan warga negara asing (WNA) asal China yang menambang.

Mantan Pj Gubernur Sumatera Utara itu meminta kepada polisi dan instansi terkait untuk memburu keberadaan WNA China, yang diduga sebagai pemilik tambang ilegal tersebut.

"Itu tadi kami sampaikan untuk dicari, dari mana dia masuk, apa kegiatannya, statusnya apa sampai saat ini belum ada progres," kata Hassanudin, Jumat (16/8/2024).

Selain pada kasus pembakaran kamp tersebut, Hassanudin juga meminta kepada seluruh pimpinan daerah, untuk menertibkan aktivitas para penambang baik di Sekotong maupun di daerah lainnya.

"Bagi yang tidak berizin harus diluruskan, bagi yang belum sesuai ketentuan harus disesuaikan, jangan sampai masyarakat mengambil langkah sendiri," tegasnya.

Dia juga mengingatkan agar seluruh lembaga pemerintah memainkan perannya masing-masing dalam melakukan pengawasan, sehingga bukan hanya pada saat terjadi konflik seperti saat ini saja menjadi atensi.

Sementara itu Pj Bupati Lombok Barat M Ilham saat dikonfirmasi soal peristiwa pembakaran kamp tersebut enggan berkomentar. Dia mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi untuk meredam aksi susulan.

"Yang jelas kami sudah melakukan koordinasi untuk menciptakan kondisi yang kondusif di lapangan," katanya sembari berlari menuju mobilnya.

Baca juga: Imigrasi Dalami Jejak 15 WNA China di Balik Kerusuhan Dugaan Aktivitas Tambang Ilegal di Sekotong

 Komandan Korem 162 Wira Bhakti Brigjend TNI Agus Bhakti juga akan membantu mengusut persoalan di tambang emas Sekotong itu.

Agus mengatakan, saat ini sedang dilakukan sinkronisasi data terkait izin dan kepemilikan kamp penambang itu.

"Kami dari TNI siap membackup instansi manapun sesuai regulasi yang ada. Dia sebagai apa disana, sebagai turis, atau apa itu semua ada aturannya," kata Agus.

Sebelumnya Kasi Intelejen dan Penindakan (Inteldak) Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram Iqbal Rifai mengatakan, terdapat 15 orang WNA China yang memiliki kartu izin tinggal terbatas (Kitas) sebagai investor.

Namun mereka masih mendalami apakah WNA China yang diduga melakukan penambangan disana adalah orang yang terdaftar didata Imigrasi.

"Intinya kita tunggu hasil pemeriksaan apakah menambang atau tidak," katanya. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved