Berita NTB
Vendor Tagih Utang 2,8 Miliar Kegiatan RPGM Deklarasi Prabowo-Gibran di Lombok Timur
Para Vendor menagih utang ke pada Rakyat Pro-Gibran MilenialZ (RPGM) atas upah yang belum dibayar pada acara Gerbek Akbar Santri (GAS) di Lombok
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sejumlah vendor di Lombok menagih utang ke pada Rakyat Pro-Gibran MilenialZ (RPGM) atas upah yang belum dibayarkan pada acara Gerbek Akbar Santri (GAS) di lapangan umum Ummuna Sitti Raihanun Zainul Abdul Madjid, Ponpes NW Anjani, pada 10 Februari 2024 lalu.
Event GAS itu dirangkaikan dengan deklarasi dan doa kemenangan, pasangan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, diikuti 100 ribu santri dan para ulama.
Projek Manager CV Tiga Diva, Rian Siregar, yang menjadi EO pada kegiatan tersebut mengatakan, pihaknya belum menerima sepeserpun uang yang telah dijanjikan dalam kontrak kerja senilai 2,8 miliar rupiah usai kegiatan itu berlangsung.
"Nilai kontrak itu senilai 2,8 miliar, sepeserpun tidak pernah kami terima," kata Rian, Senin (15/7/2024).
Rian menuturkan, kerjasama kegiatan tersebut diawali kontrak kerja pada tanggal 10 Februari dengan Ketua Umum RPGM Maulidan Isbar bekerjasama dengan PBNW. Dalam perjanjian itu, RPGM siap memberikan 50 persen dana awal dari total anggaran yang telah disepakati.
"Pada tanggal 10 Februari dini hari, kami menandatangi kontrak kerjasama, dengan perjanjian Maulidan membawa uang cash untuk pembayaran event, namaun hal tersebut gagal dipenuhi," kata Rian.
Melihat kondisi tersebut, karena tidak sesuai perjanjian, Rian sempat mengurungkan niat untuk menjalankan kegiatan, meski sejumlah peralatan telah terpasang di lokasi acara.
Namun saat itu, salah satu anggota RPGM NTB Taufan Rahmadi, meyakinkan Rian untuk tetap mengerjakan event tersebut, mengingat acara itu segera dimulai dengan sejumlah para tuan guru dan ribuan santri kala itu sudah mulai berdatangan di lokasi acara.
"Tapi atas dasar saya trust (kepercayaan) dengan mas Taufan, saya putuskan menjalankan event ini dan ia (Taufan) juga menginformasikan, begitu acara selesai pembayaran akan dilakukan oleh Maulidan," kata Rian.
Hingga pada acara usai dan meraih Rekor MURI, Rian tidak kunjung mendapatkan haknya, atas apa yang dikerjakan bersama para vendor. Mereka kembali dijanjikan pada ke esokan harinya.
"Hingga acara berakhir, kami menunggu belum ada juga kejelasan, hingga pertemuan di rumah tuan guru NW, Maulidan (Ketum RPGM) menjanjikan besok pagi (Sabtu 11 Februari) di salah satu hotel di Kota Mataram," kata Rian.
Pertemuan di hotel itu sedikit membwa angin segar, dengan Maulidan memberikan jaminan chek ke pada Rian. Namun stelah dicek beberapa hari kemudian, chek yang telah diberikan itu ternyata isinya kosong.
Janji demi janji terus diterima Rian yang membawahi 15 Vendor waktu itu. Sejumlah usaha itikad baik telah dilakukan Rian dan rekannya, termasuk mendatangi kantor RPGM di Jakarta, namun hasilnya nihil dan hingga kini pekerjaannya belum terbayarkan.
"Saya sudah cukup sabar menghadapi RPGM dengan pola yang sangat tidak komitment untuk Bisnis ini. Dan perlu diketahui, saya sudah memback up event ini dengan dana pribadi sebesar 120 juta dan salah satu aset perusahaan kami terpaksa jual," kata Rian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.