Berita Bima

Dampak Kemarau, Warga Kota Bima Beli Air Bersih 350 Ribu Per Tangki

Terdampak kekeringan, warga di 13 kelurahan Kota Bima terpaksa harus membeli air bersih seharga 250 ribu rupiah per tangki untuk kebutuhan pokok

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
BPBD Kota Bima saat menyalurkan air bersih ke wilayah yang terdampak kekeringan, belum lama ini. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima mencatat sebanyak 13 kelurahan di Kota Bima dilaporkan terdampak krisis air bersih.

Akibatnya warga terpaksa harus membeli air bersih dengan dengan harga ratusan ribu per tangki untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, minum maupun MCK.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bima Gufran merincikan, 13 kelurahan yang terdampak air besih yakni di Kelurahan Tanjung 1.829 jiwa, Paruga 1.368 jiwa, Dara 2855 jiwa, Pane 728 jiwa, Sambina'e 1.000 jiwa.

Selanjutnya Kelurahan Panggi 450 jiwa, Manggemaci 1.134 jiwa, Kendo 708 jiwa, Penana'e 409 jiwa, Kelurahan Melayu sebanyak 3.780 jiwa, Jatibaru Timur 1.287 jiwa, Jatibaru 227 jiwa dan Kodo 96 jiwa.

"Ada 13 kelurahan dengan total 15.863 (jiwa)," terang Gufran, Sabtu (22/6/2024).

"Mereka membeli air dengan harga Rp350 ribu pertangki," sambungnya.

Wilayah paling banyak terdampak yakni kelurahan yang berdekatan dengan pesisir pantai.

Selain karena kekeringan, ketersediaan air semakin diperparah dengan kondisi PDAM Bima mengalami kerusakan jaringan perpipaan dari tahun 2016 sampai saat ini.

"Wilayah pesisir, kelurahan Tanjung, Dara, Melayu, dan Paruga airnya payau dan tidak layak konsumsi," tambahnya

Ia melanjutka setiap hari BPBD Kota Bima melayani daerah terdampak kekeringan seperti Kelurahan Melayu, Tanjung, Dara di lingkungan Amahami

"Itu salah satu potret ketika masyarakat membutuhkan air bersih yang merupakan kebutuhan dasar," keluhnya lagi.

Ia melanjutkan, dampak kekeringan tidak hanya pada ketersediaan air bersih, namun juga berdampak pada yang petani kesulitan untuk mengairi lahan pertanian.

Hal itu berdampak juga terhadap menurunnya hasil pertanian hingga mengalami gagal panen yang menimpa masyarakat.

Baca juga: 8 Daerah di NTB Masuk Zona Merah Kekeringan, Pemerintah Rencanakan TMC Hujan Buatan

Guna mengatasi persoalan air bersih, pemkot Bima telah membentuk UPTD air bersih yang telah berjalan dibeberapa kelurahan dan menambah jaringan dan perbaikan mesin.

Hadirnya UPTD air bersih di wilayah terdampak kekeringan seperti di Kelurahan Manggemaci tahun 2023 dengan 8 RT kini tinggal hanya sisa tertinggal satu RT berkat bantuan pelayanan UPTD.

"Demikian juga di Sambinae yg selalu teriak air dan air RT 11 dan 12 dapat diatasi juga dan tidak kalah menariknya di Kelurahan Panggi ketika pompa air di perbaiki luar biasa masyarakat kini dapat memanfaatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved