Berita Lombok
Marak Aksi Joget Erotis Kecimol, Ini Tanggapan Dewan Kesenian Lombok Tengah
Dalam berbagai video yang beredar luas, tampak beberapa grup musik kecimol menampilkan tarian erotis yang dianggap melanggar norma sosial
Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Grup musik kecimol belakangan ini menimbulkan pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat Pulau Lombok setelah viral di media sosial.
Dalam berbagai video yang beredar luas, tampak beberapa grup musik kecimol menampilkan tarian erotis.
Aksinya tersebut juga dipertontonkan di hadapan anak-anak, bahkan mereka ikut asyik berjoget dengan penari kecimol.
Musik kecimol dianggap kerap menyuguhkan penari erotis berlebihan, sehinggga seringkali mengganggu kenyamanan warga.
Aksi tersebut dinilai sangat bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan ajaran agama di Pulau Lombok yang dikenal dengan Pulau seribu masjid.
Akademisi Seni Musik di Lombok Tengah Lalu Gitan Prahana menjelaskan, atraksi musik kecimol harus dievaluasi melihat banyaknya video tidak senonoh beredar di media sosial yang menampilkan joget erotis.
Menurutnya, jika Kecimol adalah persoalan ekonomi maka seharusnya pemerintah mengambil peran penting untuk menyediakan lapangan kerja dan lain sebagainya.
"Apa tega kita membiarkan orang-orang ini bekerja dalam sektor yang tanda kutip secara agama agak tidak baik. Jadi ini ya tugas pemerintah untuk melakukan itu. Entah diajarkan diberikan kompensasi," beber Lalu Gitan kepada Tribun Lombok di Praya, Senin (3/5/2024).
Ketua Bidang Litbang Dewan Kesenian Daerah Lombok Tengah ini menjelaskan, dari segi aspek musik, Kecimol ada kesalahan tempat penggunaan karena fungsi kecimol ini dipakai untuk Nyongkolan.
Baca juga: Viral Joget Erotis Kecimol, Ini Respons Bupati Lombok Tengah dan Ketua AK NTB
Menurutnya, kecimol semestinya bukan untuk Nyongkolan karena tidak masuk dalam kategori musik tradisi.
"Itu sebenarnya persoalannya. Dia bukan musik tradisi seperti halnya musik tradisional. Musik tradisi itukan berasal dari kata tradisitionalist yang sudah berlangsung lama," jelas Lalu Gitan.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.