Berita Lombok Tengah

Kakek 75 Tahun di Lombok Tengah Ditemukan Tewas, Awalnya Tercium Bau Menyengat dari Kamar Rumah

Diduga sang kakek mengalami depresi karena istri dan anaknya sudah meninggal dunia sehingga hidup sendirian

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Warga mengevakuasi jenazah Syawal yang ditemukan tewas di dalam rumahnya di Dusun Penuntut, Desa Pendem, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, Selasa (16/4/2024). Diduga sang kakek mengalami depresi karena istri dan anaknya sudah meninggal dunia sehingga hidup sendirian. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Seorang kakek bernama Syawal (75) ditemukan tewas di dalam rumahnya di Dusun Penuntut, Desa Pendem, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, Selasa (16/4/2024).

Syawal diduga tewas gantung diri dengan posisi leher terjerat tali tergantung di dalam kamar rumahnya.

Syawal sebelumnya pernah dua kali mencoba bunuh diri mulai dari minum racun serangga namun saat itu diselamatkan dan dibawa ke Puskesmas Janapria.

Syawal sebelumnya diketahui sering mengutarakan niatnya untuk mengakhiri hidup.

Bahkan pernah bertanya kepada salah satu warga berapa harga racun pestisida yang dijual.

Kepala Desa Pendem Hasan Basri menjelaskan, Kondisi kakek Syawal masih sehat.

Oleh karena itu pihaknya menduga kakek mengalami depresi karena istri dan anaknya sudah meninggal dunia sehingga ia hidup sendirian.

"Cuma dia punya cucu saja tapi kabarnya di Jakarta tapi tidak pernah ke sini, jadi hidup menyendiri dia. Kami menduga kakek bunuh diri dengan cara gantung diri. Korban diketahui 3 tahun lalu ditinggal sang istri karena meninggal dunia," jelas Hasan, dikonfirmasi Rabu, (17/1/2024).

Dia mengungkap, korban juga sempat disangka hilang oleh warga selama dua hari belakangan tetapi akhirnya ditemukan keponakannya saat mengecek rumahnya.

Kecurigaan muncul ketika tericium bau menyengat dari dalam kamar.

Kamarnya dalam kondisi gelap sehingga kurang jelas bagaimana tali yang digunakan.

Hasan mengatakan keluarga yang masih berada di sekitar rumah korban dan warga setempat sangat peduli dengan kondisi kakek tersebut sebelum bunuh diri.

Korban juga diketahui sering berkunjung ke rumah sanak kerabatnya di sekitar tempat tinggalnya.

"Kalau makan ditanggung sama anak saudaranya di samping rumah itu, oleh warga kadang dikasih makanan juga," pungkas Hasan.

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/.

Anda dapat langsung mencoba menghubungi Puskesmas tingkat Kecamatan dan/atau Rumah Sakit Umum terdekat yang menjadi rujukan di kota tempat tinggal Anda. Jika Anda menghubungi rumah sakit, tanyakan apakah mereka memiliki psikolog, psikiater, atau poliklinik jiwa.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved