Berita Lombok Timur

Disnakeswan Lombok Timur Awasi Peredaran Daging Oplosan Jelang Lebaran 2024

Daging beku seharusnya dipasarkan di tempat memiliki standar cool storage atau pendingin.

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Pemeriksaan daging di Lombok Timur saat pemotongan hewan kurban. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Dinas Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lombok Timur (Lotim) mengatensi peredaran daging oplosan jelang lebaran Idul Fitri 1445 hijriah/2024 ini.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Disnakeswan Lotim Hultatang mengatakan, saat ini peredaran daging beku mulai masif terjadi di pasar-pasar tradisional.

Hal ini yang menyebabkan adanya indikasi daging segar dicampur dengan daging beku (dioplos).

"Berbicara misalnya apakah daging oplosan itu ada, (saat ini) ada, kan daging oplosan itu bisa dikatakan oplosan kalau tidak pada peruntukannya," ucap Hultatang menjawab TribunLombok.com, Rabu (3/4/2024).

Baca juga: Disdag Kota Mataram Taksir Harga Daging Ayam Naik Jelang Idul Fitri 2024

Artinya, lanjut dia, daging yang harusnya berada di suhu yang standar seperti daging beku itu dipasarkan di tempat memiliki standar cool storage atau pendingin.

Namun saat ini, banyak daging beku itu diperjualbelikan keluar dari jalurnya hingga di pasar-pasar tradisional.

Hal itu juga yang mengakibatkan
terjadinya praktik oplos, di mana daging beku itu akan dicairkan dan digabung dengan daging-daging yang segar.

"Itu yang kita temukan di tingkat lapangan, karena daging buku ini bisa jadi dicairkan dulu, kemudian kalau dijual di pasar tradisional kemungkinann besar disatukan dengan daging segar, karena di pasar tradisional tidak ada pendinginnya," tegasnya.

Saat ini lanjutnya, masyarakat masih belum begitu paham dan belum menjadi kebiasaan mereka untuk membeli daging-daging yang beku.

Baca juga: Disnakeskwan NTB Minta Dilibatkan Dalam Pengiriman Daging dari Luar NTB

Disnakeswan akan lebih intens turun ke pasar-pasar untuk memantau peredaran daging beku tersebut dan memantau peredaran daging oplosan yang biasanya sering terjadi 2 minggu menjelang Lebaran.

"Biasanya kedatangan daging beku itu laporannya tinggi sekali masuk ke kita, tapi minggu-minggu ini belum ada laporan, biasanya jelang idul fitri ramai, nah itu makanya coba nanti kita turun," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved