Konten Bunuh Diri Berpotensi Jadi Pemicu, Ini Penjelasan Psikolog RSUD Provinsi NTB
Ada sejumlah tanda yang dapat diamati pada seseorang yang memiliki kecenderungan untuk bunuh diri
Penulis: Laelatunniam | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK. COM, MATARAM - Ramainya konten bunuh diri di media sosial maupun media massa dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang.
Pernyataan tersebut dibenarkan Psikolog Klinis RSUD Provinsi NTB Listri Laila Tamami, S. Psi., M. psi.
Semakin terekspos tindakan bunuh diri seperti foto, video bahkan senjata yang digunakan untuk melakukan tindakan tersebut maka akan makin mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
"Itu akan membuat orang yang memiliki kerentanan psikologis atau mental isu akan ter-trigger terpicu untuk melakukan tindakan yang sama," jelas Listri.
Baca juga: Keterbatasan BPJS Dalam Menangani Kasus Tindakan Bunuh Diri
Listri menjelaskan ada sejumlah tanda yang dapat diamati pada seseorang yang memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.
Yang pertama, pikiran yang mengarah untuk mengakhiri hidup.
Pikiran ini muncul karena masalah yang begitu kompleks, orang tersebut tidak bisa menyelesaikannya dan tidak mendapatkan dukungan sosial yang terbaik.
Maka dia ingin mengakhiri rasa sakit yang dideritanya dengan cara menghilangkan diri dari dunia ini.
"Tanda-tandanya dia selalu membicarakan tentang itu, misalnya dia ngomong kalau aku nggak ada kalian sedih nggak, apakah hidup lebih baik tanpa aku, aku tidak berguna dan lain-lain," jabar Listri.
Baca juga: Suami Bunuh Istri di Lombok Tengah, Adik dan Mertua Terlibat dan Buat Skenario Korban Bunuh Diri
Kedua, orang tersebut mulai membeli alat yang bisa membantu dia untuk mengakhiri hidupnya.
"Semakin detil prosedur dan skenario yang dilakukan maka semakin jelas bahwa hal yang ingin dia lakukan," lanjutnya.
Lalu bagaimana cara individu mencegah timbulnya keinginan untuk bunuh diri?
Listri menjelaskan ketika ada pikiran atau ide melakukan tindakan bunuh diri, harus segara diingat bahwa seseorang ini mengalami gangguan jiwa yang dalam kategori sedang menuju berat.
Artinya dia tidak bisa menghadapi sendiri sehingga butuh dukungan sosial yang sangat baik dalam mendengarkan dan menemani.
"Apabila tidak mendapatkan itu semua dari lingkungan, maka segera datangi profesional mental health, psikolog atau psikiater agar ditemukan solusinya," pesan Listri.
(*)
Bocah 3 Tahun Tertabrak Mobil Patroli Polisi di Huu Kabupaten Dompu Dirujuk ke RSUD Provinsi |
![]() |
---|
DPRD NTB Minta Pemprov Perbaiki Tata Kelola Keuangan RSUD dan DAK Dikbud |
![]() |
---|
Bayi Asal Bima Diduga Korban Malpraktik Akan Jalani Operasi Lanjutan Pasca Tangannya Diamputasi |
![]() |
---|
Kisah Pilu Kibo, Balita 16 Bulan Asal Bima Kehilangan Tangan Diduga Akibat Malpraktik |
![]() |
---|
Polemik Event MXGP Lombok 2024: Utang Tak Kunjung Dibayar hingga Penyelenggara Saling Lempar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.