Pemilu 2024

Lale Syifa Dengar Keluhan 3 Janda di Lombok Tengah, Bertahun-tahun Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah

Calon DPR RI Dapil II NTB, Hj Lale Syifaun Nufus melakukan kunjungan ke rumah warga janda tiga roda asal Dusun Sape, Desa Kabul, Kecamatan, Kabupaten

|
Ahmad Wawan Sugandika/TribunLombok.com
Hj. Lale Syifaun Nufus saat duduk sejajar bersama keluarga janda tiga roda di Dusun Sape Desa Kabul, Lombok Tengah. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Caleg DPR RI Dapil II NTB, Hj Lale Syifaun Nufus melakukan kunjungan ke rumah warga janda tiga roda asal Dusun Sape, Desa Kabul, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Janda tiga roda merupakan sebutan untuk satu keluarga yang diisi oleh janda semua.

Dari kunjungannya itu, Lale Syifa yang juga merupakan Pimpus Muslimat Nahdlatul Wathan (NW) itu mengaku miris melihat kehidupan dari keluarga janda tersebut.

Bagaimana tidak, ibu, anak, hingga cucunya yang menjanda harus rela menggantikan posisi seorang ayah menjadi tulang punggung keluarga.

Mereka berpropesi sehari-harinya sebagai buruh penjaga sapi, dengan harus mencari rumput naik turun gunung yang jaraknya sekira 2,5 kilo meter dari rumahnya.

Baca juga: Hj Lale Syifaun Nufus Siap Melanjutkan Perjuangan Mendiang Bambang Kristiono di Senayan

Din (80), Ikam (38), dan Ola Damayanti (23), nama janda tiga roda ini bahkan bertahun-tahun tak mendapatkan bantuan, sebab namanya belum masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Usut punya usut, tak terdaftarnya nama tiga janda tersebut di DTKS disebabkan oleh sejumlah faktor, utamanya terkait data anomali, seperti NIK dan juga alamat KTP yang tidak sesuai.

"Di Desa Kabul sendiri kita statusnya memang rata-rata masyarakat menengah ke bawah, ada puluhan yang ndak masuk DTKS, dengan di Dusun Sape sendiri 50 persen dari 200 lebih KK itu yang saat ini masih kita urus," ucap salah seorang BPD Desa Kabul Sahdin Muzakkar saat ditemui, Minggu (28/1/2024).

Lale Syifa yang juga langsung mendengar keluh kesah keluarga janda tersebut merasa tersentuh dengan keadaan mereka.

"Pertama kali saya ngelihatnya pengen nangis ya. Saya membayangkan kalau saya di posisi mereka gimana ya bisa bertahan enggak sih gitu," ucap Lale Syifa.

Apalagi kata dia, keluarga janda tersebut sehari hanya mendapatkan upah dari hasil menjaga ternak sebesar Rp60 ribu. Itu pun dalam seminggu belum tentu mereka dapatkan.

Oleh karenanya, dia juga berharap pemerintah bisa lebih intens mencari atau mendata masyarakatnya yang memang benar-benar membutuhkan pertolongan.

"Jadi itu memang perhatian kita memang, harus lebih fokus kepada orang-orang yang seperti ini ya. Kita kemarin-kemarin terbayang dengan saudara kita yang di Palestina ya ternyata di sini pun sama mirisnya gitu," tuturnya.

Selain itu, dari hasil koordinasinya dengan pemerintah desa setempat, diketahui nama penerima BPJS dari sejumlah masyarakat di dusun tersebut juga sempat dihapus.

Baca juga: Pimpus Muslimat NW Lale Syifaun Nufus Blusukan Temui Lansia di Lombok Tengah

Hal itu menjadi satu kejanggalan, lantaran setaunya jika sudah terdaftar, seterusnya bantuan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin itu sepatutnya terus mereka dapatkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved