Penanganan Kasus Segala Anyar Lamban, Keluarga Menuntut Polres Lombok Tengah Beri Rasa Keadilan

Perwakilan keluarga H Abdussyakur mengungkapkan, penangkapan pelaku tentu saja untuk menyelamatkan marwah negara dalam penegakan hukum.

Penulis: Sinto | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Ratusan warga Desa Segala Anyar berkumpul di rumah duka di Dusun Kadik, Segala Anyar, Jumat (22/12/2023). Mereka berduka usai Amaq Alus meninggal dunia yang merupakan korban penganiayaan. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Keluarga korban penganiayaan di Desa Segala Anyar menuntut Polres Lombok Tengah segera memeriksa dan menangkap pelaku penganiayaan.

Dalam kasus penganiayaan di Desa Segala Anyar, warga atas nama Amaq Alus menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (19/12/2024).

Korban meninggal setelah 12 hari dirawat di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB akibat luka di perut sebelah kiri.

Perwakilan keluarga H Abdussyakur mengungkapkan, penangkapan pelaku tentu saja untuk menyelamatkan marwah negara dalam penegakan hukum.

Baca juga: Korban Penganiayaan Meninggal, Warga Segala Anyar Desak Polres Lombok Tengah Hukum Pelaku

Menurutnya penegakkan hukum tidak boleh pandang bulu dan harus memberikan efek jera demi keamanan dan ketertiban di masa mendatang.

Menurutnya jangan sampai ada tekanan dan upaya terselubung untuk menghalang-halangi penyelidikan dan penyidikan.

Sehingga pelaku penganiayaan menghilang, dan setelahnya terjadi kasus serupa berulang dan berulang.

"Lalu bagaimana dengan pelaku? Alih-alih menetapkan tersangka, bahkan sampai saat ini belum ada satupun oknum warga Desa Ketare yang diperiksa," terang H Abdussyakur.

"Mirisnya, kepolisian Negara Republik Indonesia, alat negara yang konon serba Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan tranparansi) terlihat autis, bingung, dan belum melakukan berbagai aksi untuk menuntaskan kasus ini," sambungnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, dari kacamata keluarga, kasus ini sebenarnya sederhana, tidak serumit kasus Novel Baswedan di layar televisi yang konon dilakukan pagi buta dan entah oleh siapa.

Menurutnya, kasus ini sangat jelas siapa penggerak massanya, darimana orang-orangnya, bahkan beberapa diantaranya dengan mendokumentasikan video aksinya.

"Akan tetapi, sepertinya kasus ini menjadi sulit dan rumit," kata Abdussyakur.

Ia meminta Kapolres Lombok Tengah untuk menyelesaikan kasus ini dengan tangannya langsung.

Baginya, jika kasus ini tidak diselesaikan maka akan menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum.

Menurutnya, ini juga akan menjadi tinta hitam dan warisan yang buruk bagi kepemimpinan Kapolres di daerah Lombok Tengah.

Ia berharap besar agar keadilan lahir dari tangan Kapolres Lombok Tengah.

"Jika Polres Lombok Tengah tidak bisa memecahkan kasus ini, maka jangan salahkan masyarakat akan segera mencari jalan keadilannya sendiri," pungkas H Abdussyakur.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved