Wali Kota Bima Lutfi Datangkan Bantuan dari Jepang dan Bank Dunia untuk Tata Wajah Kota

Dua program dalam rangka pengendalian banjir di Kota Bima yang pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri yakni UFCSI dan NUFReP

Penulis: Laelatunniam | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. Diskominfotik Kota Bima
Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi meninjau penataan sungai. Dua program dalam rangka pengendalian banjir di Kota Bima yang pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri yakni UFCSI dan NUFReP. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi tak pernah membayangkan bisa menghadirkan bantuan dari Jepang dan Bank Dunia untuk menata wajah kota.

"Alhamdulillah semua mimpi bisa kita realisasikan, padahal tidak pernah terbayang di kepala saya bisa menghadirkan bantuan dari Jepang, bantuan dari NUFReP Bank Dunia. Semua ini berkat do'a serta dukungan dari seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kota Bima," ujar Wali Kota dalam acara MTQ Juni lalu.

Seperti diketahui kerap kali Kota Bima dilanda banjir, terparah banjir tahun 2016 lalu yang mengakibatkan kerugian yang amat besar, fasilitas umum, sekolah, rumah ibadah, bahkan rumah warga ikut hanyut terbawa arus banjir.

Situasi inilah yang membuat pertumbuhan ekonomi masyarakat terhambat, oleh karena itu Pemkot Bima terus berupaya menata wajah kota kembali, dimulai dengan normalisasi sungai-sungai.

Baca juga: HM Lutfi Optimistis Generasi Muda Kota Bima Menjadi Orang-Orang Besar di Masa Depan

Upaya Pemkot Bima dalam pengendalian banjir ternyata mendapat dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I.

Dua program dalam rangka pengendalian banjir di Kota Bima yang pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri (Loan), terdiri dari Urban Flood Control System Improvement In Selected Cities Phase 2 (UFCSI) dan National Urban Flood Resilience Project (NUFReP).

Lokasi program UFCSI meliputi Sungai Melayu di Kelurahan Jatiwangi dan Kelurahan Melayu, sungai Padolo di Kelurahan Dodu, Kumbe dan Dara.

Selanjutnya lokasi program NUFReP meliputi drainase primer meliputi Kelurahan Penatoi dan Kelurahan Santi, drainase primer Rite, Matakando dan Santi, drainase primer Monggonao, Pane dan Salama, drainase primer Amahami, Ni'u, drainase primer Sambinae, Panggi, dan drainase primer Kelurahan Panggi.

Lutfi menyampaikan, anggaran dari NUFReP dalam rangka pengendalian banjir di Kota Bima sekitar Rp 400 miliar untuk menata Kota Bima.

Baca juga: Wali Kota Bima Berharap Penerima Manfaat PKH Bisa Menjadi Keluarga Sejahtera di Masa Depan

"Insya Allah Kota Bima akan tertata dan bebas banjir. Ini semua berkat do'a seluruh masyarakat Kota Bima," ungkapnya.

Lutfi menjelaskan, proses tender untuk sungai Melayu akan dimulai pada bulan Juli dengan pagu 120 miliar, kontraknya ditargetkan pada November 2023 dengan pihak ketiga selaku pemenang tender.

Kemudian untuk 6 (enam) saluran drainase primer yang didukung oleh NUFReP, proses tendernya sekitar bulan Juli dengan pagu 270 miliar. Jelasnya.

"Saya berharap doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Kota Bima agar pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan," tutupnya.

"Alhamdulillah program ini datang di tahun 2023 berkat keseriusan Pemerintah Kota Bima mengawal sejak tahun 2019 sampai tahun 2023. Program ini akan berjalan mulai tahun 2023 sampai 2028," tutup HM. Lutfi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved