Pemilu 2024

Pidato AHY Singgung Anies Lebih Pilih Cak Imin: Seolah Etika dan Integritas Tidak Penting

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengibaratkan politik kekinian seperti layaknya perang

Tribunnews/Jeprima
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers di kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2023). Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengibaratkan politik kekinian seperti layaknya perang. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengibaratkan politik kekinian seperti layaknya perang.

Maksudnya antara lain kondisi yang mensyaratkan setiap pihak mematuhi etika dan aturan meski genting sekalipun.

Pernyataan sikap ini diutarakan AHY di Kantor DPP di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023) usai Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan.

Menyusul deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Capres-Cawapres 2024.

"Kita merasakan, dalam hiruk pikuk politik menuju Pemilu 2024, seolah etika, integritas pribadi, dan komitmen politik, menjadi tidak penting dan relevan, dalam mencapai tujuan," ucapnya, seperti dikutip dari Tribunnews.

Baca juga: Puan Maharani Akui PDIP Kaji Ulang Bakal Calon Wapres, AHY Kumpulkan Elite Demokrat Hari Ini

Hal itu, sambung AHY, justru menebalkan keyakinan politiknya bahwa perubahan benar-benar diperlukan.

"Karena demokrasi yang sejati hanya bisa dirawat dan tetap eksis jika hal-hal mendasar tadi tetap dipertahankan," tegasnya.

AHY pun menyinggung pengalamannya di TNI tentang prinsip memegang teguh nilai dan etika keperwiraan.

"Dalam kondisi perang saja, kami diwajibkan untuk mematuhi etika dan aturan.

"Sehingga, perang bukan hanya soal killed or to be killed. Bukan hanya tentang menang atau kalah. Tetapi juga soal cara untuk bisa memenangkan peperangan itu.

Baca juga: Ketua Demokrat Lombok Tengah Ungkap Sederet Alasan Anies Dianggap Mengkhianati AHY

"Begitu juga dalam berpolitik. Saya rasa semua rakyat Indonesia yang kita perjuangkan ini, sepakat untuk berpolitik secara beretika. Artinya, kita mendambakan praktik-praktik yang baik.

"Kita juga tidak ingin seolah semuanya bisa, asal tidak boleh kalah. Cara tidak boleh menikam tujuan. Cara, juga harus dijiwai oleh tujuan.

Demokrat sebelumnya kecewa dan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah Nasdem dan bakal calon presiden (capres) KPP Anies Baswedan membangun kesepakatan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk memilih Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).

Diantaranya dia mengatakan partainya akan move on dan sudah berdamai serta siap melirik peluang untuk bergabung dengan koalisi partai politik (parpol) lain.

(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved