Berita Lombok Timur

Pemuda Pelopor Lombok Timur Milania Ayu Diani Yakin Tradisi Leluhur Jadi Benteng Dampak Globalisasi

adat istiadat yang diwariskan nenek moyang justru yang akan menjaga perilaku remaja agar tidak mendapat dampak buruk globalisasi

|
ISTIMEWA
Maliani Ayu Diani (23) mewakili NTB di Lomba Pemuda Pelopor tingkat nasional. adat istiadat yang diwariskan nenek moyang justru yang akan menjaga perilaku remaja agar tidak mendapat dampak buruk globalisasi. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - MilaniaAyu Diani (23) mewakili NTB di Lomba Pemuda Pelopor tingkat nasional.

Lulusan Universitas Arizona, Amerika Serikat itu menjadi satu-satunya perempuan dari 5 pemuda pelopor di NTB yang tembus ke nasional.

Wanita kelahiran Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur itu akan membawa nama NTB pada kategori bidang agama, sosial, dan budaya.

Milaniafokus membahas terkait tradisi leluhur bagi pemuda di era globalisasi.

Baca juga: Tidak Ada Paskibra Asal Lombok Timur yang Tembus ke Istana, Asrul Sani Ungkap Penyebabnya

"Bahwa era globalisasi tidak bisa kita terima begitu saja, yang paling pasti yang saya inginkan adalah, era globalisasi saat ini, pemuda tidak bisa meninggalkan dan melupakan adat istiadat nenek moyang yang sudah ada sejak dahulu," ucap Miliani kepada TribunLombok.com, Sabtu (5/8/2023).

Dijelaskannya, adat istiadat yang diwariskan nenek moyang justru yang akan menjaga perilaku remaja agar tidak mendapat dampak buruk globalisasi.

Milania beranggapan, adat istiadat itulah yang merangkul dan menjaga para remaja untuk menghadapi kehidupan di era globalisasi ini.

Caranya dengan berperilaku dengan tetap berlandaskan pada 3 hukum, yakni hukum agama, pemerintah, dan adat istiadat.

Untuk itu, selain menyuarakan tentang adat istiadat leluhur, dia juga ingin menyuarakan suara perempuan Indonesia yang bisa menjadi penggerak di desa masing-masing.

"Jadi nggak ada yang membedakan sebenarnya gender equality itu, nggak ada yang membedakan kita perempuan atau laki-laki semuanya sama saja asalkan kita belajar itu sih," katanya.

Ia mengungkapkan, selama berkecimpung di dunia kepeloporan banyak rintangan yang dihadapinya.

Diantara rintangan itu, kata dia, yakni adalah terkait menyadarkan masyarakat utamanya para orang tua.

Mengatasi persoalan itu, ia memulai dari mengajak teman-teman sebayanya untuk bersama mengembangkan sanggar seni dan teater yang dibentuknya.

Dari sanggar tersebut dia bersama teman-temannya menggencarkan kajian-kajian sejarah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved