Berita Mataram

PR Besar Kota Mataram sebagai Kota Ramah Anak, LPA Minta Tingkatkan Pengawasan dan Perlindungan

Menurut Joko, pekerjaan rumah yang menjadi fokus saat ini adalah pencegahan dan penanganan anak anak yang masih bermasalah.

|
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Dion DB Putra
ilustrasi
Pekerjaan rumah atau PR bagi Kota Mataram adalah lebih meningkatkan pengawasan serta perlindungan terhadap anak-anak. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM- Jelang peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2023, Kota Mataram meraih penghargaan Kota Ramah Anak dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram,  Joko Sumardi mengatakan, dengan meraih penghargaan tersebut  pekerjaan rumah atau PR bagi Kota Mataram adalah lebih meningkatkan pengawasan serta perlindungan terhadap anak anak.

Peran perlindungan terhadap anak tidak hanya dilakukan oleh pemerintah namun masyarakat.

Menurut Joko, pekerjaan rumah yang menjadi fokus saat ini adalah pencegahan dan penanganan anak anak yang masih bermasalah.

"Pencegahan dan penanganan terhadap anak bermasalah menjadi pekerjaan rumah bersama, semua pihak harus benar-benar terlibat untuk mewujudkan kota yang layak untuk anak," jelas Joko.

Dikatakannya, Kota Mataram memiliki pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Anak-anak dari kelompok minoritas Ahmadiyah masih membutuhkan perhatian serius.

Kelompok minoritas tersebut kini berada di Asrama Ahmadiyah Transito Mataram yang merupakan bekas penampungan transmigran. Joko menjelaskan anak-anak tersebut ingin segera kembali ke tempat mereka.

"Bagaimana cara LPA mengembalikan anak-anak tersebut ke tempatnya masing-masing, mereka ingin pulang dan tidak ingin berdiam di sana dalam waktu yang lama. Di sanalah peran LPA dalam mewujudkan peran mereka," jelas Ketua LPA Kota Mataram.

Joko menambahkan, kasus anak di Kota Mataram masih stabil. Artinya tidak ada peningkatan maupun pengurangan secara signifikan.

"Cenderung stabil dari tahun ke tahun, kadang naik sedikit turun sedikit, kalau membandingkan dengan Kabupaten atau wilayah lain angka Mataram berada di tengah-tengah karena tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah," kata Joko.

Terkait penilaian terhadap penghargaan yang diberikan kepada Kota Mataram, indikator penilaian diatur oleh pusat.

Namun, Joko berharap meskipun Kota Mataram sudah mendapat penghargaan Kota Ramah Anak, pengawasan terhadap anak bisa terus ditingkatkan. (*)

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved