Berita Bima

Pagar SMPN 1 Woha Bima Setinggi 2 Meter Roboh: 1 Bocah Meninggal Dunia, 2 Lainnya Luka Berat

Aktivitas belajar mengajar di dalam kelas sedang berlangsung sehingga tidak ada satu pun yang tahu pagar roboh

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA/Facebook Ince
Kolase foto bagian belakang tembok yang roboh, terdapat pohon pisang yang besar turut tertimpa dan kondisi satu dari tiga korban robohnya tembok SMPN 1 Woha pada Selasa (18/7/2023), mengalami luka parah dan dirawat intensif. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Tembok SMPN 1 Woha Kabupaten Bima tiba-tiba roboh dan menimpa 3 bocah yang sedang bermain di luar sekolah, Selasa (18/7/2023).

1 korban di antaranya meninggal dunia dan 2 lainnya mengalami luka berat dan mendapatkan perawatan intensif.

Ketiga korban yakni Dirgan bin Muamar usia 5 tahun, Alamat RT 02 RW 01 Dusun Anggrek Desa Tente, menderita luka parah.

Kedua Rafa Aska Putra bin Irwandi, usia 8 tahun alamat Dusun Anggrek mengalami luka parah.

Baca juga: BREAKING NEWS: Truk Tabrak Pagar Rumah Warga Lombok Timur, Satu Orang Meninggal Dunia

Ketiga, Aisyah binti Saidiin usia 4 tahun ,alamat Anggrek, meninggal dunia.

Pagar yang menimpa ketiga korban memiliki ketinggian 2 meter, dengan panjang 22 meter.

Kepala Sekolah SMPN 1 Woha, Nazamuddin yang dikonfirmasi TribunLombok.com via ponsel, membenarkan adanya insiden pagar roboh tersebut.

Nazaruddin mengungkap, pagar tiba-tiba saja roboh tanpa ada sebab sekira pukul 08.30 WITA.

Saat itu, jelasnya, aktivitas belajar mengajar di dalam kelas sedang berlangsung sehingga tidak ada satu pun yang tahu pagar roboh.

Baca juga: Ketagihan Judi Slot dan Sabu, Pemuda Ini Gasak Pagar Kuburan untuk Dijual

"Tiba-tiba saja kami diberitahu pagar roboh dan menimpa anak- anak," ungkapnya.

Anak-anak yang menjadi korban, merupakan warga di sekitar sekolah, saat kejadian sedang bermain di pinggir parit berbatasan dengan tembok sekolah tersebut.

"Katanya anak-anak tersebut sedang melihat ikan di parit dan tertimpa pagar," tambahnya.

Nazamuddin mengakui kondisi pagar sekolah yang dipimpinnya tersebut sudah tua, sehingga diduga menjadi penyebab insiden.

"Saya baru menjabat satu tahun lebih, tapi menurut pegawai yang sudah lama di sini, memang pagarnya sudah tua dan tidak pernah direhab," bebernya.

Sejak insiden tersebut terjadi, pihak sekolah telah menemui keluarga korban, mulai dari perawatan diberikan di puskesmas.

Namun nyawa satu dari tiga korban, tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia.

"Ini saya sedang di pemakaman korban," tambahnya.

Ditanya sikap sekolah terkait insiden ini, Nazamuddin menyerahkan semuanya ke aparat kepolisian yang telah melakukan olah TKP, siang tadi.

"Kami menyampaikan bela sungkawa mendalam dan juga telah menyerahkan tali asih kepada keluarga korban. Bagaimana selanjutnya, kami serahkan ke polisi," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved