Dua Pemuda yang Mutilasi Temannya Kena Pasal Pembunuhan Berencana, Korban Mahasiswa Hukum UMY

Korban dari mutilasi tersebut adalah seorang mahasiswa kampus perguruan tinggi swasta di Yogyakarta serta dilakukan di sebuah kamar kos pelaku.

Editor: Dion DB Putra
TRIBUN JOGYA/CHRISTI MAHATMA WARDHANI
Polisi menunjukkan sederet barang bukti kasus mutilasi di Turi, Sleman, Yogyakarta yang diamankan jajaran Polda DIY, Minggu (16/7). Korban mutilasi adalah mahasiswa Fakultas Hukum UMY dengan pelaku teman sendiri. 

Dekan Fakultas Hukum UMY, Iwan Satriawan mengungkapkan, mahasiswa yang hilang tersebut merupakan anak didiknya yang sedang menempuh pendidikan semester empat di Fakultas Hukum UMY.

"Beberapa hari yang lalu, pihak Polda DIY ada yang melaporkan kepada saya kalau ada seorang mahasiswa R itu hilang. Pihak kepolisian itu mendapatkan laporannya dari keluarga R," katanya.

Disampaikannya, hilangnya seorang anak didik yang berasal dari Pangkalpinang, Bangka Belitung tersebut diduga memiliki kaitan erat dengan peristiwa mutilasi di Kapanewon Turi, Sleman beberapa waktu lalu.

"Tadi pagi (kemarin) juga sudah ada konferensi pers dari pihak Polda DIY kalau ternyata R itu adalah korban mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di Turi. Tapi, motif kejahatan dan lain sebagainya belum ditemukan," papar Iwan.

"Kami dari pihak Fakultas Hukum UMY juga sudah berkoordinasi dengan pimpinan UMY, Polda DIY dan pihak keluarga R untuk terus menemukan informasi selengkapnya," tambahnya.

Pantauan rumah kos pelaku berinisial W yang dijadikan lokasi memutilasi korban tampak sepi. Lokasi kamar yang disewa pelaku inisial W itu berada di paling ujung di sisi utara, bertembok warna putih kusam. Lampu di dalam kamar kosnya tampak masih menyala.

Garis polisi pun masih terpasang mengitari kamar pelaku. Di depan kamar hanya terdapat gantungan pakaian, sapu, dan beberapa sandal.

Ketua RT 4 Krapyak, Ngatijo (59), mengatakan pelaku diketahui tidak pernah melapor selama hampir setahun menyewa kamar kos. Dia bilang identitas pelaku yakni W (29) warga Kajoran, Magelang, Jawa Tengah.

"Karena nggak laporan saya, saya nggak tahu. Kemarin baru saya denger berita kalau yang tuan rumah diminta keterangan sama petugas, bilang kalau sudah sejak Agustus. Hampir setahun tapi nggak laporan saya," kata Ngatijo.

Kata Ngatijo pelaku berinisial W sudah bekerja di bidang kuliner. Namun kata dia W jarang bisa ditemui karena berangkat pagi dan pulang pada malam hari. "Kalau wajahnya enggak mencurigakan," ujar Ngatijo.(Tribun Network)

Terekam CCTV pergi dini hari

Majid mewakili pihak keluarga R membeberkan detik-detik sebelum keponakannya hilang.

"Kalau enggak salah hari Selasa itu masih komunikasi ngobrol biasa sama ibunya. Tidak ada membahas yang spesifik hanya obrolan antara ibu dan anak saja," ujar Majid saat ditemui di Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang.

Namun kecurigaan pihak keluarga terjadi lantaran setelah sehari kemudian nomor telepon R tidak aktif saat dihubungi.

"Hampir setiap hari komunikasi, jadi saat ditelepon nomornya enggak aktif. Terus saat keluarga yang di Yogyakarta cek ke kontrakannya, kondisinya kosong terus keadaan pintu kontrakannya tidak terkunci," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved