Sirkuit Mandalika

Pemuda Mandalika Angkat Suara Soal Penghapusan WSBK, Ungkit Pengorbanan Warga Lingkar Sirkuit

Sri Anom Putra Sanjaya, pemuda lokal di Mandalika asal Desa Mertak mengaku merasa kecewa kepada InJourney dan merasa di-prank.

Penulis: Sinto | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Sri Anom Putra Sanjaya (kiri) bersama Tri Wahyudi (kanan) pemuda lokal Mandalika saat ditemui Tribun Lombok di Bukit Jokowi Sirkuit Mandalika Sabtu, (17/6/2023). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Rencana dicoretnya event balap World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika menuai pro kontra di tengah masyarakat.

Warga lokal di kawasan Mandalika, Lombok Tengah pun bersuara terkait polemik tersebut.

Sri Anom Putra Sanjaya, pemuda lokal di Mandalika asal Desa Mertak mengaku merasa kecewa kepada InJourney dan merasa di-prank.

Ini karena mereka dahulu pernah mendengar pengembang, bahwa event di Sirkuit Mandalika akan diselenggarakan setiap bulan.

"Janji tersebut katanya event akan diupayakan bahkan ada setiap bulan sehingga sirkuit ramai dan kebutuhan terhadap penginapan, tenaga kerja, dan lain sebagainya juga akan tetap dan tidak seperti musiman. Jadi tidak mesti hanya MotoGP dan WSBK saja wacananya dulu," kata Anom kepada Tribun Lombok di Sirkuit Mandalika, Sabtu (17/6/2023).

Baca juga: ITDC Tetap Komitmen Mengembangkan KEK Mandalika, Dampak Ekonomi MotoGP Capai Rp4,6 Triliun

 

Diakui Anom, pihaknya merasa diprank dengan wacana penghapusan WSBK ini. Sebab berbanding terbalik dengan wacana menambahkan event setiap bulan di Mandalika.

Apalagi, pengorbanan masyarakat Lingkar Mandalika dinilai sangat besar terhadap sirkuit kebanggaan Indonesia ini.

Karenanya dia sangat menyayangkan pernyataan bos Injourney yang mengatakan WSBK di Sirkuit Mandalika akan dihapus.

Pria yang juga sekretaris KNPI Lombok Tengah ini mengungkapkan, jika Injourney tidak mampu berinovasi membuat event di Mandalika, pemuda meminta jajaran manajemen Injourney saat ini mundur.

Bahkan pemuda, kata Anom, siap mengelola Sirkuit Mandalika dengan segala aktivitas kelas internasional di dalamnya.

"Injourney ini dengan kekuatan yang ada di dunia pariwisata dan jejaring seharusnya mampu berinovasi menggerakkan sponsor dan berupaya maksimal. Jangan sampai malah, nanti KEK Mandalika ini malah dipandang sebelah mata," beber Anom yang juga ketua karang Taruna Kecamatan Pujut ini.

Dikatakan Anom, dengan adanya wacana WSBK dihapus, tidak menutup kemungkinan selanjutnya MotoGP juga akan dihapus.

Pemuda menilai jika Injourney bersikap begini, maka lebih baik dihapus semua event di Mandalika.

Pemuda dan warga sendiri siap bila diberi beban mengelola event di Sirkuit Mandalika bersama dengan pemerintah daerah di NTB.

Terkait utang, ia menilai utang untuk pembangunan di Mandalika senilai Rp4,5 triliun tidak mungkin dikembalikan dalam waktu dua tahun saja.

"Mustahil itu utang yang sebesar itu kemudian dikembalikan dalam waktu dua tahun hanya dengan MotoGP dan WSBK untuk kembali modal. Perlu saya tegaskan bahwa hajatan untuk pembangunan Mandalika sejatinya bukan hanya untuk sirkuit melainkan keseluruhan pembangunan Mandalika," tegas Anom.

Anom menceritakan, saat membahas mengenai master plan pembangunan Mandalika di Nusa Dua Bali bersama ITDC tahun 2017, pihaknya tidak melihat Sirkuit Mandalika untuk MotoGP.

Karena itu, ia merasa lucu dan aneh dengan sikap Injourney.

Karena sejatinya pembangunan Mandalika sebesar Rp 4,5 Triliun tersebut bukan hanya untuk WSBK dan MotoGP melainkan untuk berbagai sektor di Mandalika.

"Ini kalau dibilang Mandalika merugi terus bisa rusak nama Mandalika. Bagaimana kami bisa menawarkan investor untuk datang ke Mandalika berinvestasi sementara dari pihak Injourney sendiri bilang rugi. Saya yakin tidak ada," pungkas pria yang pernah jadi Direktur BUMDES Mertak ini.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved