2 Ekor Sapi Kurban Mati Kelaparan di Pelabuhan Gilimas, Peternak: Tolong Kami Pak Gubernur

Kurangnya armada dan tidak jelasnya jadwal kapal pengangkut ternak di Pelabuhan Gilimas, menimbulkan kerugian puluhan juta bagi peternak sapi kurban.

Penulis: Atina | Editor: Sirtupillaili
Antree
Antrian ratusan truk pengangkut sapi qurban menumpuk di Pelabuhan Gilimas Lombok, Jumat (19/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kurangnya armada dan tidak jelasnya jadwal kapal pengangkut ternak di Pelabuhan Gilimas, menimbulkan kerugian puluhan juta bagi peternak sapi kurban asal Bima.

Antrean sejak 4 hari lalu membuat peternak kehabisan stok pakan bagi ternak sapi mereka.

Pada Jumat (19/5/2023), sudah ada 2 ekor sapi milik peternak Bima yang mati karena kelaparan dan stres.

Kepada TribunLombok.com, peternak asal Bima, Jufrin meminta tolong kepada Gubernur Provinsi NTB Zulkieflimansyah agar segera memberikan solusi.

"Sudah ada dua ekor sapi yang mati karena kelaparan, tolong kami Pak Gubernur," ungkapnya, dalam video yang dikirim ke TribunLombok.com.

Baca juga: Terungkap Penyebab Tewasnya Pemuda NTT di Kota Bima: Derita Luka Pukul Sebelum Lompat ke Sungai

Dalam video tersebut terlihat, deretan ratusan truk fuso berjejer dan mengular menunggu untuk diangkut kapal menuju daerah Jabodetabek.

Sedianya, sapi-sapi tersebut akan dikirim untuk kebutuhan berkurban umat Islam pada Idul Adha 1444 Hijriah, di wilayah Jabodetabek.

Peternak lainnya, Adi Baharudin bahkan menulis surat terbuka kepada orang nomor satu di NTB agar berkunjung dan melihat langsung nasib pada peternak di Pelabuhan Gilimas Lombok.

Menurut Adi, selain soal pakan dan biaya perjalanan, yang paling mengkhawatirkan adalah berakhirnya masa berlaku izin jalan dari Bima ke Jakarta.

"Masalah besar akan terjadi, sapi mati kelaparan dan kami pun merugi karena modal besar kami keluarkan sedangkan sapi tidak terjual," ujarnya dengan nada lesu.

Adi juga mengungkap, ada anggota DPRD Provinsi NTB yang sudah melihat langsung kondisi para peternak sapi, yakni Abdul Rauf.

Ia pun berharap, gubernur melihatnya juga dan segera mengambil kebijakan sebagai solusi bagi para peternak.

"Kalau tahun lalu masalah kami, melalui jalur laut itu yang terbatas. Sekarang ini lewat darat, malah begini situasinya," katanya sesal.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved