Polda NTB Belum Terima Laporan Kasus Puluhan Orang Diduga Tertipu Pengobatan Ida Dayak

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda NTB Kombes Pol Nasrun Pasaribu mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan mengenai kasus puluhan orang diduga tertipu modus pengobatan Ida Dayak.

"Terima kasih infonya Mas. Sampai dengan saat ini belum ada laporannya," jawab Nasrun kepada TribunLombok.com, Rabu (3/5/2023).

Saat ini beredar informasi kedatangan Ida Andriani atau Ida Dayak ke Lombok. Informasi itu viral di sosial media dan dimanfaatkan oknum tidak dikenal untuk melakukan penipuan.

Terbetik kabar sebanyak 45 orang sudah membayar sebesar masing-masing Rp250.000 agar bisa mendapat pengobatan dari Ida Dayak.

Nomor rekening bank yang beredar pun tidak diketahui secara pasti siapa pemiliknya. Modus yang dilakukan pelaku dengan menyebar informasi melalui Whatsapp.

Pesannya meminta seseorang mengirim sejumlah uang apabila ingin mendapatkan pengobatan dari Ida Dayak saat kunjungannya ke Lombok.

Mengecek kebenaran

Kasus ini mendapat atensi dari Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Barat H Lalu Gita Ariadi.

Sekda sudah memerintahkan Bakesbangpoldagri NTB untuk mengecek kebenaran informasi yang beredar.

"Ke LO dan kontak person Ibu Ida Dayak, cari nomornya," jelas Gita, Selasa (2/5/2023).

Selain itu, Miq Gita, sapaan akrab Sekda NTB juga sudah memerintahkan untuk mencari kebenaran asal muasal dari Ida Dayak tersebut.

Dia mengatakan, video yang beredar di sosial media tentang sosok yang mengaku sebagai kakak dari Ida Dayak begitu meyakinkan.

"Masih belum mendapatkan kepastian baik rencana kedatangan maupun tentang status itu masih di dalami," kata Gita.

Gita mengimbau kepada warga NTB berhati-hati setiap informasi yang beredar terutama informasi yang belum jelas kebenarannya.

Senada dengan Sekda, Polres Kota Mataram mengeluarkan imbauan melalui Bhabinkamtibmas untuk tidak mempercayai isu kedatangan Ida Dayak ke Lombok.

Apalagi ada oknum yang meminta sejumlah uang agar bisa mendapatkan pengobatan nanti. (*)