Wawancara Khusus
Immanuel Ebenezer: Orang Pertama yang Dukung Ganjar Sebagai Presiden Itu Saya
Pria yang kini menjadi Ketua Relawan Prabowo Mania 08 yang akrab disapa Noel itu pun turut mengapresiasi apa yang menjadi pilihan Megawati.
Nah itu dia, saya sebetulnya tidak nyaman atas apa yang disampaikan PDIP saat itu karena konsep petugas partai itu hanya ada di negara totalitarian. Bukan di negara demokrasi.
Itu harus dipahami. Negara demokrasi tidak mengenal apa yang namanya petugas partai yang ada petugas kebangsaan, petugas negara dan petugas rakyat.
Nah petugas partai itu seperti di negara negara komunis dan sebagainya, tetapi sekali lagi saya tetap menghormati keputusan itu, tetapi saya tetap menolak yang namanya petugas partai. Saya akan memilih petugas rakyat petugas bangsa dan petugas demokrasi.
Bang Noel, apa maknanya kehadiran Pak Jokowi di dalam pengumuman pencapresan Pak Ganjar oleh Bu Megawati Soekarnoputri, kemarin?
Iya dia sebagai kader partai saja kali tidak lebih dari itu karena dia tidak sebut ketiga deklarasi Ganjar kemarin di Batutulis itu dia tidak disebut status sebagai presiden, di situ saya marah itu penghinaan terhadap institusi negara sebetulnya.
Karena ke mana pun dia sebelum dia selesai posisi jabatan kepresidenan disebut harus tetap jabatan presidennya. Kemarin kan tidak. Itu kita lihat ini bentuk penghinaan dan kenapa nanti saya tidak mau milih Mas Ganjar, saya tidak butuh petugas partai. Saya butuh pemimpin. Ketahuan kalau petugas partai itu kan rendahan.
Bang Noel, menyebutkan sebagai Relawan Jokowi Mania. Apa sekarang tidak memberikan support terhadap Pak Jokowi, tetapi masih relevan nama atau nomenklatur Jokowi Mania?
Masih, karena yang saya dukung bukan personal, yang saya dukung adalah cita-cita Pak Jokowi. Yang saya dukung berkali-kali, tanya presiden, pak saya dukung cita cita bapak. Mungkin cita-cita bapak tidak berkhianat, tetapi kekuasaan itu bisa berkhianat.
Dan sampai detik ini saya buktikan saya akan kawal cita-cita beliau soal Indonesia centris. Kemudian soal Nawa Cita dan sebagainya itu kita kawal. Itu legacy presiden warisan presiden yang presiden wariskan untuk bangsa ini.
Kalau ditanya apa masih relevan, ya masih karena yang saya dukung cita-citanya. Bukan orangnya. Bukan kekuasaannya. Kita sebagai aktivis pro demokrasi tidak pernah mendukung yang namanya kekuasaan, apalagi personal kita yang paham tentang rasionalitas politik langsung mendukung program dan cita-citanya.
Nah landasan saya mendukung di situ di gagasannya, di cita-citanya, di perjuangannya dan sampai detik ini apa yang diperjuangkan pak Jokowi itu masih sama dengan yang saya inginkan buat bangsa ini. Soal infrastruktur, soal Indonesia Centris, soal Nawa Cita dan sebagainya dan itu sama.
Manakala nanti Pak Jokowi resmi memberikan endorsemen kepada Ganjar, apakah itu tidak akan mempengaruhi sikap Bang Noel?
Tidak, sekali lagi tidak berubah sikap saya. Saya tetap menghargai presiden yang saya pilih. Saya memilih beliau sampai 2024. Artinya Joman masih sangat relevan sampai 2024.
Terkecuali Presiden melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, tercela dan korupsi, baru saya undur diri.
Sampai detik ini presiden melakukan tugas-tugas kenegaraan, tugas-tugas kebangsaan, tugas-tugas demokrasi itu yang selaras dengan apa yang saya perjuangkan. (Tribun Network/Yuda)
| Menkominfo Budi Arie Setiadi: IP Address Starlink Harus dari Indonesia |
|
|---|
| Menkominfo Budi Arie Setiadi Akan Babat Habis Praktik Judi Online |
|
|---|
| Ketua TPN Ganjar Presiden Arsjad Rasjid: Bu Mega Memiliki Prinsip Bukan Transaksional |
|
|---|
| Zulkieflimansyah: Kami Tidak Menyandera Diri untuk Jadi Gubernur NTB Periode Kedua |
|
|---|
| Zulkieflimansyah: Kami Tidak Merasa Terbebani Apa-apa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/Immanuel-Ebenezer.jpg)