Pedagang Kelapa Muda Lombok Timur Keluhkan Sepinya Pembeli Ramadhan Tahun Ini

Pedagang kelapa muda Lombok Timur mengeluhkan sepinya pembeli selama Ramadhan 1444 H tahun 2023. Penjualan menurun drastis.

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Maliki, sedang mengupas kelapa muda yang dijualnya di Jenggik, Kecamatan Terara, Lombok Timur, Rabu (5/4/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Pedagang kelapa muda Lombok Timur mengeluhkan sepinya pembeli selama Ramadhan 1444 H tahun 2023.

Hujan setiap hari membuat penjualan es kelapa muda lebih sepi dari biasanya, bahkan memasuki hari ke-12.

Seperti diungkapkan Maliki (40), salah seorang pedagang kelapa muda di jalan perbatasan Desa Jenggik, Kecamatan Terara, Lombok Timur.

"Berbeda sekali Ramadhan tahun ini, keadaan cuaca yang setiap hari hujan makannya pembeli kita sepi," ucapnya saat ditemui TribunLombok.com, Rabu (5/4/2023).

Dikatakannya, biasanya dia bisa menghabiskan 300 kelapa muda dalam sehari pada Ramadhan tahun lalu, namun tahun ini berbeda 180 derajat.

Baca juga: Kisah Reji Susanto, Penjual Kelapa Muda di Bukit Mereseq Mandalika yang Jualan Puluhan Tahun

Imbas sepinya pembeli membuat 200 kelapa muda yang dijualnya dari awal Ramadhan hingga saat ini masih tersisa banyak.

"Saya sengaja nyetok sedikit di awal Ramadhan, 200 biji sampai sekarang masih tersisa banyak," tuturnya.

Berbeda dengan kondisi tahun lalu, dirinya sampai harus keliling mencari distributor, akan tetapi saat ini berbeda.

Bukan hanya pedagang, para distributor banting harga karena sedikitnya pembeli kelapa muda Ramadhan tahun ini.

"Hingga kita terpaksa harus menurunkan harga, walaupun kita beli di distributor harganya Rp8 ribu, tapi jika maunya pembeli harganya segitu kami kasih, endak apa rugi asal modal kembali," kata dia.

Memang, pembeli yang ditargetkan Maliki adalah mereka yang berburu takjil di sore hari, atau mahasiswa yang hendak pulang dari kampus ke rumahnya.

Karena hujan yang mengguyur setiap sorenya target pembeli maliki berkurang bahkan tidak ada.

"Karena hujan ini kan mereka jadi tidak ada yang beli, mulanya kan masyarakat kalau ngabuburit pasti ada saja yang beli, atau mahasiswa yang pulang dari mataram, namun sekarang enggak ada," tuturnya.

Usaha jualan kelapa muda satu satunya yang bisa diandalkan untuk menafkahi anak istrinya, terlebih mendekati Lebaran, dimana kebutuhan akan sandang dan papan meningkat drastis.

"Namun dengan kondisi seperti sekarang dengan hujan yang terus mengguyur setiap hari sunguh memberatkan," sebutnya.

"Harapan kami semoga cuaca ini segera membaik dan pembeli banyak yang keluar," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved