Berita Sumbawa

2,5 Ton Daging Ayam Beku dari Lombok Ditolak Masuk Sumbawa

Penolakan dilakukan lantaran daging ayam beku itu tidak dilengkapi dokumen lengkap dari daerah asal. Daging ayam beku tersebut dibungkus 49 karung.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
Daging ayam beku dari Pulau Lombok yang ditolak masuk ke Pulau Sumbawa, pada hari Minggu 19 Maret 2023. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA – Sebanyak 2,5 ton daging ayam beku dari Pulau Lombok ditolak masuk ke Pulau Sumbawa.

Penolakan dilakukan lantaran daging ayam beku itu tidak dilengkapi dokumen lengkap dari daerah asal. Daging ayam beku tersebut dibungkus ke dalam 49 karung.

Hal ini diketuhi saat Karantina Pertanian Sumbawa Wilayah Kerja Pelabuhan Ferry Poto Tano bersama instansi terkait melakukan pengawasan kendaraan yang melintas di lokasi.

“Petugas kami di lapangan melakukan pengawasan di Pelabuhan Ferry Poto Tano, dan menemukan 1 truk berisi ayam beku pada hari Minggu 19 Maret kemarin. Selain tidak dilaporkan kepada pejabat karantina, daging ayam tersebut juga tidak dilengkapi dokumen karantina dari daerah asal,” kata Erin, dokter hewan karantina Sumbawa, Jumat (24/3/2023).

Pejabat Karantina Pertanian Sumbawa menahan daging ayam tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

Baca juga: Bupati Sumbawa Salat Tarawih Bersama Warga di Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa Besar

Tujuannya penahanan agar pemilik dapat melengkapi dokumen persyaratan.

"Setelah pejabat Karantina Pertanian Sumbawa memberikan edukasi dan sosialisasi kepada pemilik media pembawa dan pemilik tidak dapat melengkapi dokumen dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu 3 x24 jam, maka selanjutnya media pembawa tersebut dilakukan penolakan, dan dikembalikan ke daerah asal,” ujar Erin.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Karantina Pertanian Sumbawa IBP Raka Ariana menyatakan, pihaknya berusaha memastikan serta memberikan pelayanan terbaik dan rasa aman kepada masyarakat terhadap bahan makanan asal hewan maupun tumbuhan.

“Terutama menjelang puasa Ramadhan kebutuhan akan pangan semakin meningkat, Pelabuhan Poto Tano sebagai tempat pemasukan dan pengeluaran diawasi dengan ketat 24 jam," katanya.

"Kami ingin memastikan bahan pertanian yang masuk saat Ramadhan itu Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Karena, di momen itu pemasukan komoditi meningkat pesat dari luar daerah,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved