Berita Kota Bima

Jumlah ODGJ di Kota Bima Terus Bertambah, Didominasi Remaja dengan Faktor Ekonomi Sulit

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bima, saat ini tercatat ada 621 orang warga Kota Bima yang mengalami gangguan kejiwaan.

Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
PIXABAY
Jumlah ODGJ di Kota Bima Terus Bertambah, Didominasi Remaja dengan Faktor Ekonomi Sulit - ILUSTRASI - Gangguan Jiwa. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Setiap tahun, jumlah warga Kota Bima yang mengalami gangguan jiwa terus bertambah. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bima, saat ini tercatat ada 621 orang warga Kota Bima yang mengalami gangguan kejiwaan.

"Jumlah ini akumulasi sejak tahun 2009 hingga sekarang ini," ungkap Kabid P2PL Dikes Kota Bima, Fitriani.

Fitriani mengaku, ODGJ ini dibagi dalam 2 kriteria, yaitu ODGJ biasa dan berat.

Baca juga: Kronologi Video Viral 6 Pelajar Pakai Motor Plat T Tendang Nenek ODGJ, Pelaku: Iseng Saat Bolos

"Dari 621 orang, yang ODGJ berat sebanyak 455 orang. Sisanya ODGJ biasa," ujarnya.

Penderita gangguan jiwa ini kata Fitriani, didominasi oleh laki-laki yang usia produktif, yakni usia 15 tahun hingga 20-an tahun.

Penyebabnya pun oleh beberapa faktor, terutama masalah ekonomi.

"Banyak keinginan tapi tidak didukung oleh ekonomi, sehingga depresi," jelasnya.

Baca juga: Masyarakat Pringgabaya Digegerkan Penemuan Mayat di Tempat Pemakaman Umum, Ternyata ODGJ

Kemudian faktor lainnya yaitu masalah sosial dan lingkungan keluarga.

Seperti orang tua mendesak anak untuk kuliah sesuai keinginan mereka, sementara anak tak mampu.

"Akibatnya anak merasa cemas hingga depresi. Anak suka diam dan menyendiri," terangnya.

Selain itu, Dikes juga menemukan anak mengalami gangguan kejiwaan karena di-bully oleh teman-teman di sekolah.

Baca juga: Anak Pejabat DJP Aniaya Anak Pengurus GP Ansor, Polisi: Sudah Jadi Tersangka dan Ditahan

Karena sering di-bully, anak jadi diam dan sulit diajak bicara, hingga alami depresi.

"Ini yang perlu diperhatikan. Jangan bully seseorang yang berlebihan karena berakibat pada gangguan kejiwaan," tuturnya.

Dia mengungkapkan, untuk ODGJ trend tiap tahun semakin bertambah, karena pasien ODGJ kemungkinan untuk sembuh total sangat kecil.

"Mereka seumur hidup selalu minum obat, jika tidak akan kambuh," katanya.

Adanya ODGJ ini, butuh perlakuan baik dari keluarga maupun masyarakat sekitar.

Jangan ada diskriminasi karena kondisi kesehatan jiwanya, tapi harus diperlakukan seperti orang yang sehat.

"Jika tidak, akan tambah depresi. Kita temukan, ada ODGJ yang mau bunuh diri karena depresi," bebernya.

Untuk mencegah banyaknya ODGJ, Dikes Kota Bima telah melakukan skrining kesehatan jiwa dengan menyasar sekolah-sekolah.

Saat turun ke sekolah, Dikes menemukan anak yang cemas dan depresi pada sekolah dasar.

Pemicunya adalah masalah keluarga, yaitu perlakuan orang terhadap anak.

"Nah di sini orang tua harus memahami kondisi anak. Jangan sampai salah didik hingga anak jadi cemas dan depresi," pintanya. 

 

 

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved