Lalu Pelita Putra Terima Aduan Soal Infrastruktur dan Pengelolaan Limbah Tahu di Lombok Tengah

Anggota Komisi IV DPRD NTB itu menerima sejumlah aduan dari masyarakat. Yang paling dominan ihwal pembenahan infrastruktur hingga rehab sarana ibadah.

|
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Reses anggota DPRD NTB Lalu Pelita Putra di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah pada Kamis (16/2/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB) Lalu Pelita Putra menjalani reses pertama tahun 2023.

Anggota DPRD NTB asal dapil 8 NTB Lombok Tengah itu telah melakukan reses di empat titik.

Baca juga: Wakil Bupati Lombok Tengah Sampaikan Kesiapan Wilayahnya Sambut Event Internasional di Mandalika

Pada Kamis sore (16/2/2023), politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu reses di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.

Anggota Komisi IV DPRD NTB itu menerima sejumlah aduan dari masyarakat. Yang paling dominan adalah ihwal pembenahan infrastruktur hingga rehab sarana ibadah.

"Jadi pada umumnya yang banyak muncul adalah persoalan infrastruktur khususnya penataan jalan lingkungan, itu yang dominan. Termasuk juga sarana ibadah. Ada juga usaha ekonomi produktif, seperti suport kegiatan ayam petelur, bebek dan lain-lain," katanya.

Sejauh ini, aspirasi yang dinilainya cukup menarik adalah ihwal pembuangan limbah pada industri tahu yanh ada di Desa Puyung.

Diakuinya, produksi tahu dari Desa Puyung telah sangat dikenal masyarakat Lombok Tengah.

Dijelaskan Pelita, ada persoalan yang muncul dalam pembuangan limbah industri tahu tersebut. Apalagi saat musim kemarau tiba.

Limbah yang seharusnya mengalir ke sungai menjadi terhambat karena tak ada air mengalir.

"Ada satu yang menarik di Puyung, terkait industri tahu di dekat kantor desa. Ada masalah di situ terkait pengelolaan limbah, yang jadi masalah kalau musim kemarau tidak ada yang ngalir ke sungai. Kalau musim hujan tidak ada masalah," jelasnya.

"Ketika musim kemarau bisa menimbulkan bau. Dibutuhkan intervensi pemerintah daerah, baik kabupaten atau provinsi. Nanti saya sampaikan ke leading sector terkait. Di samping memang tahu Puyung sudah banyak dikenal," sambungnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang dinilai punya otoritas menyelesaikan persoalan tersebut.

"Nanti kita carikan jalan keluar sehingga tidak lagi menjadi keluhan masyarakat sekitar. Bahkan sentar produksi tahu Puyung ini ada di dekat kantor desa. Ini yang mendesak," jelasnya.

Industri tahu di Desa Puyung terbukti telah mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Industri tahu Desa Puyung tersebut menyerap cukup banyak tenaga kerja.

Industri tahu tersebut juga telah menjadi branding tersendiri bagi Desa Puyung.

Lebih jauh, Ketua DPC PKB Lombok Tengah itu mengaku, pada masa reses kali ini, pihaknya menerima begitu banyak permintaan untuk dikunjungi oleh masyarakat. mengaku mengapresiasi hal tersebut. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved