Berita NTB
Ini Catatan Penting Pengamat Pariwisata Indonesia Soal Event Bau Nyale 2023
Dalam perhelatan Bau Nyale 2023, tentunya ada kelebihan dan kekurangan yang membekas, meski dalam taraf wajar.
Penulis: Sinto | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Dalam perhelatan Bau Nyale 2023, tentunya ada kelebihan dan kekurangan yang membekas, meski dalam taraf wajar.
Taufan Rahmadi selaku pengamat pariwisata Indonesia sekaligus Anggota Tim Monev Akselerasi KEK Pariwisata Kemenparekraf RI saat diwawancarai Tribun Lombok mengungkapkan, Kemenparekraf RI memang telah memberikan evaluasi terkait penyelenggaraan event Bau Nyale 2023.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan, Kemenparekraf RI Vinsensius Jemadu saat malam puncak penyelenggaraan event bau nyale.
Adapun berbagai evaluasi yang dimaksud, antara lain sebagai berikut:
Baca juga: Sumpah Serapah dalam Adat Bau Nyale di Lombok, Tradisi Agar Nyale Cepat Keluar
1. Harus Ada Petunjuk Arah
"Saya juga hadir saat Bau Nyale. Dalam event itu bapak deputi memberikan saran supaya diberikan tanda-tanda atau penunjuk arah supaya memudahkan orang untuk menuju ke lokasi acara. Jadi itu saja sebenarnya yang diberikan masukan," imbuh Taufan Rahmadi.
Menurut Taufan, masukan yang diberikan terhadap event Bau Nyale hanya menyangkut soal keberadaan petunjuk arah. Tidak ada komentar yang terindikasi negatif.
2. Konten dan Filosofi Bau Nyale Harus Digali Lebih Dalam
Bau nyale ini masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) atau masuk dalam Event Kalender Nasional, oleh karenanya event ini menjadi perhatian Kementerian Pariwisata RI.
Maka perlu dilakukan berbagai persiapan-persiapan penyelenggaraan, penggalian konten dan filosofi secara lebih dalam.
Baca juga: Malam Puncak Festival Bau Nyale 2023 Dimeriahkan Baiq Gita, Amtenar, hingga Pertunjukan Wayang Kulit
"Penyelenggaraan event itu khususnya Bau Nyale harus mampu menghadirkan atmosfer emosional daripada publik untuk mengetahui sosok dari seorang Puteri Mandalika ini," ungkap Taufan yang pernah menjadi Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (BPPD NTB) selama tahun 2014-1016.
3. Kekuatan Perhelatan Bau Nyale Ada di Napak Tilas
Panitia harus mengundang media lokal maupun nasional untuk diajak berjalan melintasi tempat Kerajaan Tonjang Beru dulu berada.
Perlu juga untuk mengetahui di mana Putri Mandalika ini sering menghabiskan waktu, mengumpulkan rakyat atau tempatnya menghilang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.