Pemakaman Jenazah Paus Benediktus XVI Istimewa dan Paling Unik Dalam Sejarah Dunia

Puluhan ribu orang hadir secara langsung di Lapangan Basilika Santo Petrus Vatikan saat misa pemakaman jenazah Paus emeritus tersebut.

Editor: Dion DB Putra
Photo by Alberto PIZZOLI / AFP
Para pengusung jenazah mengikuti Uskup Agung Jerman Georg Gaenswein membawa peti jenazah Paus Emeritus Benediktus XVI pada awal misa pemakamannya di lapangan Santo Petrus di Vatikan, pada 5 Januari 2023. 

Ketika suara mayoritas tercapai, suatu zat akan dibakar untuk menghasilkan asap putih - sebuah tanda bagi dunia bahwa paus baru telah terpilih. Kali ini tidak akan ada konklaf atau asap putih.

Sebab proses pemilihan sudah selesai setelah pengunduran diri Benediktus XVI pada 2013, yang berujung pada pengangkatan Jorge Bergoglio yang kemudian mengganti namanya menjadi Fransiskus I.

3. Tanpa penghancuran Cincin Nelayan

Setelah diangkat, setiap paus menerima regalia dan lencana Sri Paus, beberapa atribut pakaian yang dengan jelas menandakan dirinya sebagai kepala Gereja Katolik dan penguasa Negara Kota Vatikan.

Di antaranya, baju jubah putih dengan pellegrina atau jubah pendek, ferula paus (tongkat dengan salib di atasnya), dan Cincin Nelayan atau Ring of the Fishermen, cincin emas dengan gambar Santo Petrus di atas perahu sedang menjaring ikan.

Paus Emeritus Benediktus XVI ketika menghadiri kebaktian di Vatikan, Desember 2015. Paus Benediktus XVI meninggal dunia pada hari Sabtu 31 Desember 2022.
Paus Emeritus Benediktus XVI ketika menghadiri kebaktian di Vatikan, Desember 2015. Paus Benediktus XVI meninggal dunia pada hari Sabtu 31 Desember 2022. (AFP/VINCENZO PINTO via DW INDONESIA/KOMPAS.COM)

Baju jubah itu digunakan oleh semua paus baru-baru ini, sedangkan ferula tidak khusus untuk satu paus saja - misalnya, Fransiskus kadang-kadang membawa tongkat yang sama dengan yang digunakan Paulus VI dan Yohanes Paulus II.

Namun Cincin Nelayan sengaja didesain untuk setiap paus yang Setelah kematiannya, satu di antara banyak ritual yang dilakukan, cincin tersebut dihancurkan menggunakan palu.

Kali ini, itu tidak akan terjadi setelah kematian Benediktus XVI, karena Cincin Nelayan miliknya yang dibuat pada 2005 "dibatalkan" setelah pengunduran dirinya pada 2013.

Pada waktu itu cincin tersebut tidak dihancurkan, seperti dalam tradisi, namun ditandai dengan salib, menurut juru bicara Vatikan saat itu Federico Lombardi.

Benediktus XVI juga diizinkan untuk tetap mengenakan baju jubah putih polos - meskipun berbeda dengan yang digunakan Fransiskus - untuk menandai statusnya sebagai mantan paus, yang masih ia pakai saat ia meninggal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul 3 Alasan Mengapa Pemakaman Paus Benediktus Unik Dalam Sejarah Katolik

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved